Saatini ia duduk di bangku kelas XII jurusan Ilmu-Ilmu Keagamaan (IIK) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Tegal. Sejak kecil, Ghofir dianugerahi suara yang merdu dalam melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Sejak duduk di bangku kelas III Madrasah Ibtidaiyah (MI), ia terus mengembangkan potensi emasnya di bidang tilawah. Given the importance of understanding the holy book of the Qur'an in educational institutions such as Madrasah Ibtida'iyah MI, an effective learning method is needed, because it is known that there are still many phenomena of MI level students whose reading of the Qur'an is not good and many are from those who focus more on general subjects. Therefore, the purpose of writing this article is to describe a number of theoretical studies by taking references from books, journals, and other literature. As the results of the discussion of this article provide an overview and concept of the literature on how the Qur'anic learning model must be applied, namely; 1. The basic conception of learning the Qur'an; 2. Various methods of learning the Qur'an; 3. The importance of the Qur'anic learning method; 4. Development of relevant Qur'anic learning methods to be applied for MI students. Based on a number of theoretical discussions in this article, it is hoped that significant changes will occur for the improvement of MI students' knowledge in learning the Qur'an and for MI level education staff to apply the Qur'anic learning method for their students. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free p-ISSN 2657-1269 e-ISSN 2656-9523 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah 36 Jurnal Auladuna URGENSI PEMBELAJARAN AL-QUR'AN BAGI SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH Fathor Rosi Faisal Faliyandra STAI Nurul Huda Kapongan situbondo fathorrosy1991stainh Abstract Given the importance of understanding the holy book of the Qur'an in educational institutions such as Madrasah Ibtida'iyah MI, an effective learning method is needed, because it is known that there are still many phenomena of MI level students whose reading of the Qur'an is not good and many are from those who focus more on general subjects. Therefore, the purpose of writing this article is to describe a number of theoretical studies by taking references from books, journals, and other literature. As the results of the discussion of this article provide an overview and concept of the literature on how the Qur'anic learning model must be applied, namely; 1. The basic conception of learning the Qur'an; 2. Various methods of learning the Qur'an; 3. The import ance of the Qur'anic learning method; 4. Development of relevant Qur'anic learning methods to be applied for MI students. Based on a number of theoretical discussions in this article, it is hoped that significant changes will occur for the improvement of MI students' knowledge in learning the Qur'an and for MI level education staff to apply the Qur'anic learning method for their students. Keywords Islamic Education, Al-Quran Learning, Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Abstrak Mengingat akan pentingnya memahami kitab suci Al qur’an di lembaga pendidikan seperti Madrasah Ibtida’iyah MI maka diperlukan metode pembelajaran yang efektif, sebab diketahui masih banyak fenomena para siswa-siswi tingkat MI yang bacaan alqur’annya kurang baik serta banyak pula dari mereka yang lebih fokus terhadap mata pelajaran umum. Karena itu tujuan pada penulisan artikel ini memaparkan sejumlah kajian teoritis dengan mengambil referensi buku, jurnal, dan literatur lain. Sebagaimana hasil dari pembahasan artikel ini memberikan gambaran maupun konsep kepustakaan tentang bagaimana model pembelajaran Al qur’an yang harus diterapkan yakni ; dasar pembelajaran Alqur’an; 2. Macam-macam metode belajar Al qur’an ; 3. Pentingnya metode pembelajaran Al qur’an; 4. Pengembangan metode pembelajaran Al qur’an yang relevan untuk diterapkan bagi siswa MI. Berdasarkan sejumlah pembahasan teoritis dalam artikel ini maka diharapkan terjadi perubahan yang signifikan bagi peningkatan keilmuan siswa MI dalam pembelajaran Al qur’an serta bagi tenaga kependidikan tingkat MI menerapkan metode pembelajaran Al-qur’an bagi siswa-siswinya. Kata kunci Pendidikan Islam, Pembelajaran Al-Quran, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah PENDAHULUAN Kemampuan membaca dan Pembelajaran Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan ditumbuhkembangkan bagi setiap individu Muslim, karena terkait langsung dengan ibadah keseharian. Hal ini menjadi argumentasi mendasar terkait keterampilan membaca sebagai prioritas pertama dan utama dalam pendidikan Islam khususnya bagi siswa di sekolah dasar seperti madrasah ibtidaiyah MI. Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 37 Jika kita lihat proses perkembangan pendidikan agama di Indonesia bahwa salah satu hambatan yang menonjol dalam pelaksanaan pendidikan adalah metode pengajaran Al-Qur’an. Sehubungan dengan penggunaan metode tersebut, kini di Indonesia terdapat beberapa metode dalam pengajaran membaca Al-Qur’an. Namun demikian metode yang digunakan saat ini dalam membaca Al-Qur’an untuk anak sekolah masih terbatas pada buku sebagai sumber dan sekaligus media pengajaran. Sebagai akibat kondisi seperti ini, maka timbullah permasalahan bahwa tidak sedikit anak-anak sekolah merasa bosan belajar Al-Qur’an yang menerapkan metode dan media seperti itu sehingga anak mengalihkan perhatiannya kepada yang lain yang dianggap lebih mudah menurut anak dan bahkan anak cenderung memilih yang lain yang tidak ada. Kebangkitan umat Islam abad ke-15 Hijriah, berawal dari pandai membaca Al-Qur’an dan menuliskannya/ Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang optimal dalam kegiatan belajar mengajar, Dengan demikian pendidikan dapat didefinisikan bahwa pendidikan adalah merupakan suatu usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar dapat melakukan perannya dalam kehidupan secara fungsional dan optimal. Pendidikan pada intinya menolong manusia agar dapat menunjukkan eksistensinya secara fungsional ditengah-tengah kehidupan manusia. Pendidikan demikian akan dapat dirasakan manfaatnya bagi mengajar itu adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada siswa-siswi, ini dimaksudkan agar siswa-siswi dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicernakan anak dengan baik. Oleh karena itu terdapat berbagai cara yang dapat ditempuh. Dalam memilih cara/ metode ini guru dibimbing oleh filsafat pendidikan yang dianut guru dan tujuan pelajaran yang hendak dicapai, disamping itu penting pula memperhatikan hakekat anak didik yang hendak di didik, dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan. Jadi metode itu hanyalah menentukan prosedur yang akan di ikuti. Melihat dari perkembangan zaman yang telah membuktikan tentang keberadaan pembelajaran Al-Qur’an yang berkembang pesat baik ditinjau dari segi metode dan waktu serta pembelajarannya. Agama islam memerintahkan kepada umatnya untuk mempelajari serta mengajarkan kitab suci Al-Qur'an, karena Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ajaran islam yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. Tugas ini menjadi tanggung jawab kita semua khususnya orang tua dan guru. Salah satu problem yang cukup mendasar adalah kondisi obyektif umat islam dewasa ini, salah satunya adalah buta akan Al-Qur'an yang menunjukkan indikasi prestasi Abuddin Nata, Metodologi Study Islam, Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 2003, , 290 Zakiyah Darajat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam Jakarta Bumi Aksara, 1993 ,50 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 38 Jurnal Auladuna meningkat, hal ini perlu segera diatasi, maka giliran umat islam akan mengalami kemunduran diberbagai bidang. Dalam penerapan pembelajaran Al- quran, perlu adanya pengelelolaan yang baik dan inovativ guna mendapatkan hasil yang baik. pengelolaan merupakan perencanaan, perorganisasian, pergerakan, pengawasan, dan evaluasi dalam kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk membentuk peserta didik yang berkualitas sesuai dengan tujuan. dalam hal ini guru sebagai pengelola berperan dalam melakukan pembelajaran dengan mengarahkan anak didiknya untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka perubahan tingka laku berupa kognitif, efektif, dan psikomotorik. Ditinjau dari segi ajaran agama Islam dalam hadist disebutkan bahwa manusia sejak lahir telah dibekali oleh Allah dengan adanya fitrah beragama, yang berbunyi  Artinya"Setiap anak dilahirkan itu telah membawa fitrah beragama perasaan percaya kepada Allah maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama yahudi, nasrani atau majusi." Baihaki. Di dalam Islam melaksanakan pendidikan agama merupakan amalan ibadah kepada-Nya. Hal ini banyak sekali ayat-ayat Al-Qur'an atau Hadits yang menunjukkan perintah sebagaimana dalam Surat An Nahl ayat 125 yang berbunyi   .Artinya“Serulah manusia kejalan agama Tuhanmu dengan kebijaksanaan dan pengajaran yang baik, dan bebantahlah berdebatlah dengan mereka dengan jalan yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang sesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui oaran-orang yang mendapat petunjuk.” Dari ayat dan hadits diatas memberikan konklusi kapada kita bahwa ajaran Islam terdapat perintah untuk mendidik anak berdasar agama, sedangkan salah satu materi pendidikan agama adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur'an. Berdasarkan uraian diatas maka artikel ini akan membahas pentingnya pembelajaran Al-qur’an bagi siswa madrasah ibtida’iyah sebagai upaya penanaman dan peningkatan serta pemahaman keagamaan bagi siswa madrasah ibtida’iyah sederajad. PEMBAHASAN 1. Konsepsi pembelajaran Al-Qur’an. Sebelum membahas tentang pembelajaran Al-Qur’an, terlebih dahulu diuraikan tentang pengertian dari istilah tersebut. Pembelajaran Al-Qur’an terdiri dari dua kata yakni “kata Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 39 pembelajaran”dan “kata Al-Qur’an”. Kata pembelajaran yang kami analisa adalah pembelajaran dalam arti membimbing dan melatih anak untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata pembelajaran, sebelumnya dikenal dengan istilah pengajaran. Dalam bahasa arab di istilahkan “ta’lim” dalam kamus inggris Elias dan Elias diartikan “to teach; to educated; to intruct; to train” yaitu mengajar, mendidik, atau melatih. Pengertian tersebut sejalan dengan ungkapan yang dikemukakan Syah, yaitu “allamal ilma”. Yang berarti to teach atau to intruct mengajar atau membelajarkan. Pembelajaran disebut instruction yaitu proses kependidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Dan mengistilahkan pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan pebelajar anak didik. Kata pembelajaran tersebut tidak dapat dipisahkan dengan masalah belajar. Karena sebagai objek dari pembelajaran, maka anak didik mempunyai tugas untuk memberdayakan kemampuannya dalam melaksanakan kegiatan belajar. Mengenai belajar ini ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu a. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. b. belajar adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menganggapi, serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang telah disajikan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses belajar-mengajar yang direncanakan sebelumnya dan diarahkan untuk mencapai tujuan melalui bimbingan, latihan dan mendidik. Sedangkan Al-Qur’an diambil dari bahasa arab yakni “Qara’a, Yaqro’u, Qiroatan atau Qur’anan” yang berarti menghimpun huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian kebagian yang lain secara menyatakan kata Al-Qur’an diambil dari kata Qarana yang berarti menggabungkan sesuatu dengan yang lain, karena surat, ayat dan huruf-hurufnya beriringan yang Abdul, Irfan, Ghafar, dan Muhammad, Jamil, Reformulasi Racangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Jakarta Nur Insani, 2003 ,72 Slameto, Proses Belajar Mengejar Jakarta Bumi Aksara,1999 ,24 M. Arifin, Ramayulis ilmu pendidikan islam jakarta kalam abditama,1976, 26 Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar surabaya media, 1996 , 45 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 40 Jurnal Auladuna satu dengan yang lain dan ada pula yang mengatakan Al-Qur’an berasal dari kata Qara’in mengingat bahwa ayat Al-Qur’an satu sama lainnya saling kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa Al-Qur’an harus dibaca dan diusahakan untuk dimengerti isinya, hal ini sesuai dengan firman Alloh SWT dalam surat Shaad ayat 29   Artinya “Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran”QS. Shaad 29. Menurut istilah ini merupakan rumusan definisi Al-Qur’an yang dipandang dapat diterima oleh para ulama’, terutama oleh para ahli figh, ahli bahasa dan ushul fiqih. Dari pengertian tersebut bahwa membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca buku atau majalah, sebab membaca Al-Qur’an saja sudah termasuk ibadah. Al-Qur'an adalah kalamullah yang diturunkan diiwahyukan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, yang merupakan mu’jizat, yang diriwayatkan secara mutawatir, yang ditulis di mushaf, dan membacanya adalah ibadah. sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupannyaDari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW bukan sekedar mukjizat saja tetapi disamping itu untuk dibaca, dipahami, diamalkan, dan dijadikan sumber hidayat dan pedoman bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. sedangkan pembelajaran Al-Qur'an merupakan proses perubahan tingkah laku anak didik melalui proses belajar yang berdasarkan kepada nilai-nilai Al-Qur'an karena dalam Al-Qur’an terdapat berbagai peraturan yang mencakup seluruh kehidupan manusia diantaranya Ibadah dan Muamalah. 2. Macam-macam metode Pembelajaran Al-Qur'an.. Untuk kegiatan belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah hanya sejumlah metode tertentu saja yang mungkin dapat diterapkan, mengingat tingkat perkembangan anak yang masih dini, yaitu usia 6-12 tahun. Penerapan metode pengajaran itu pun harus dilandasi dengan prinsip "Bermain sambil belajar" atau "Belajar sambil Bermain". Oleh karenanya metode tersebut perlu dikiat-kiat khusus berdasarkan pengalaman guru yang bersangkutan. Salah satu kemungkinannya adalah dengan cara memadukan sejumlah metode pertemuan, atau divariasi dengan pendekatan seni tersendiri yaitu dengan seni bermain, bernyanyi, dan bercerita. Zaini,syahminan. 1999kewajibanorang beriman terhadap al quran surabaya al ikhlas,1999 , 32 Ahmad, Syarifuddin, Mendidik Anaka Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an Jakarta Gema Insani, 2004 , 78 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 41 Dalam hal ini metode megajar merupakan komponen yang penting dalam proses belajar mengajar, meskipun metode ini tidak akan berarti apa-apa bila dipandang terpisah dari komponen-komponen yang lain, dengan pengertian bahwa metode baru dianggap penting dalam hubungannya dengan semua komponen pendidikan lainnya, seperti tujuan materi evaluasi, situasi dan lain-lainMetode adalah suatu alat untuk mencapai tujuan dalam proses pembelajarannya mempunyai metode tersendiri. Metode pembelajaran Al-Qur'an secara umum yang bekembang dimasyarakat adalah sebagai berikut a. Metode Tradisional Qawaidul Baghdadiyah Metode ini paling lama digunakan dikalangan ummat Islam Indonesia dan metode pengajaran memerlukan waktu yang cukup lama. Adapun pengajaran metode ini adalah anak didik terlebih dahulu harus mengenal dan menghafal huruf hijaiyah yang berjumlah 28 selain Hamzah dan Alif. Sistem yang diterapkan dalam metode ini adalah 1 Hafalan yang dimaksud adalah siswa-siswi diberi materi terlebih dahulu harus menghafal huruf hijaiyah sebanyak 28. lalu ditambahi materi-materi yang lain. 2 Eja maksudnya adalah eja ini harus dilakukan oleh siswa sebelum membaca perkalimat. Hal ini dilakukan ketika belajar pada semua materi. Contoh  ABAtidak langsung di baca AbAtetapi dieja terlebih dahulu; Alif fatha A, Ba' fatha Ba jadi ABA 3 Modul adalah siswa terlebih dahulu menguasai materi, kemudian ia dapat melanjutkan materi berikutnya tanpa menunggu siswa yang lain. 4 Tidak Variatif tidak berjilid tetapi menggunakan satu buku. 5 Pemberian contoh yang Absolut Seorang guru dalam memberikan bimbingan terlebih dahulu, kemudian anak didik mengikutinya, sehingga anak didik tidak diperlukan bersifat kreatif. b. Metode Iqra' Metode pengajaran ini pertama kali disusun oleh H. As'ad Human, di Yogyakarta. Dalam metode ini garis besar sistem ada dua yaitu buku Iqra' untuk usia TPA, dan buku Iqra' untuk segala umur yang masing-masing terdiri dari 6 jilid ditambah buku pelajaran tajwid praktis bagi mereka yang telah tadarrus Al-Qur'an. Selain itu terdapat pula doa sehari-hari, surat-surat pendek, ayat-ayat pilihan, praktek sholat, cerita dan menyanyi yang islami, dan menulis huruf-huruf Al-Qur'an. System ini dibagi menjadi tiga kelompok kelas atas, telas tengah dan kelas bawah dengan Zuhairini, metode khusus pendidikan agama surabaya usaha nasional,1993, 63 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 42 Jurnal Auladuna berdasarkan kelas dan kemampuan anak didik, dengan waktu pendidikan selama satu tahun yang dibagi menjadi dua semester sama dengan mata pelajaran kelas lainnya. Metode Iqra' adalah suatu metode membaca Al-Qur'an yang menekankan langsung pada latihan membaca, sedangkan buku panduan Iqra' terdiri dari 6 jilid dari tingkatan sederhana, secara bertahap sampai pada tingkatan sempurna. Prinsip-prinsip dasar metode Iqra' terdiri dari lima tingkatan pengenalan yaitu 1 Tariqat Asshautiyah penguasaan atau pengenalan bunyi. 2 Tariqat Adtadrij pengenalan dari yang mudah pada yang sulit. 3 Tariqat Biriyadhotil Athfal pengenalan melalui latihan-latihan dimana lebih menekankan pada anak didik untuk aktif. 4 Attawassuk Fi Maqosid La Fil Alat adalah pengajaran yang berorientsi pada tujuan bukan pada alat yang dipergunakan untuk menacapi tujuan itu. Yakni anak bisa membaca Al-qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah kaidah tajwid yang ada. 5 Tariqot Bimuraat Al Isti'dadi Wattabik adalah pengajaran yang harus memperhatikan kesiapan, kematangan, potensi dan watak anak didikSedangkan sifat metode Iqra' adalah bacaan lansung tanpa di eja, artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah. Dengan cara belajar siswa aktif CBSA dan lebih bersifat individual. Tujuan dari pengajaran Iqra' adalah untuk menyiapkan anak didik menjadi generasi yang qur'ani yaitu generasi yang mencintai Al-Qur'an, komitmen dengan Al-Qur'an dan menjadikannya sebagai bacaan dan pandangan hidup sehari-hari. Sedangkan target operasionalnya adalah sebagai berikut a Dapat membaca dengan benar, sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid. b Melakukan sholat dengan baik dan terbiasa hidup dalam suasana yang islami. c hafal beberapa surat-surat pendek, ayat-ayat pilihan dan doa sehari-hari dapat menulis huruf Al-Qur’anc. Metode Qiroati. Metode ini disusun oleh H. Ahmad Dahlan Salim Zarkasyi, semarang. Terbitan pertama pada tanggal 1 Juli 1986 sebanyak 8 jilid. Setelah dilakukan revisi dan ditambah materi yang cocok. Metode qiro’ati adalah suatu metode membaca Al-Qur'an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dalam pengajarannya metode Budiyanto, Prinsip-Prinsip Metodologi Buku Iqra’ Balai Penelitian Dan Pengembagan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional Yogyakarta Team Tadarrus,1995, 15 Human, As’ad, dkk, Pedoman Pengelolaan Pengembangan Dan Pembinaan Membaca Dan Menulis Al-Qur’an Yogyakarta LPTQ Nasional,1991,14 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 43 qiroati, guru tidak perlu memberi tuntunan membaca, namun langsung saja dengan bacaan pendek. Adapun tujuan pembelajaran qiro’ati ini adalah sebagai berikut 1 Menjaga kesucian dan kemurnian Al-Qur’an dari segi bacaan yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. 2 Menyebarluaskan ilmu membaca Al-Qur’an. 3 Memberi peringatan kembali kepada guru ngaji dalam mengajar Al qur’an 4 Meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur’an. Sedangkan target operasionalnya adalah sebagai berikut 1 Dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil meliputi a Makhroj dan sifat huruf sebaik mungkin. b Mampu membaca Al-Qur’an dengan tajwid dan gharib dalam praktek 2 Mengerti sholat, dalam arti bacaan dalam praktek sholat. 3 Hafal beberapa hadist dan surat pendek. 4 Hafal beberapa do’a. 5 Dapat menulis huruf Arab. Adapun prinsip pembelajarannya di bagi dua yaitu yang dipegang oleh guru dan yang dipegang oleh siswa-siswi. Prinsip yang dipengang guru adalah Ti-Wa-Gas Teliti, Waspada, dan Tegas. 1 Teliti adalah dalam menyampaikan semua materi pelajaran. 2 Waspada adalah terhadap bacaan siswa-siswi yakni, bisa mengkoodinasikan antara mata, telinga, lisan dan hati. 3 Tegas adalah disiplin dan bijaksana terhadap kemampuan siswa-siswi. Sedangkan yang dipegang siswa-siswi adalah menggunakan sistem cara belajar siswa aktif CBSA dan lancar, cepat, tepat, dan benar LCTB .Dalam metode ini dikenal beberapa bentuk dalam pelaksanaannya, yaitu 1 Sorogan, individual atau privat. 2 Siswa-siswi bergiliran satu persatu untuk mendapatkan pelajaran membaca dari Guru. berdasarkan kemampuan siswa yang ada yang 2,3 atau 4 halaman. 3 Klasikal- individual Sebagian waktu dipergunakan untuk menerangkan pokok pelajaran, sekedar satu atau dua halaman dan seterusnya. Sedangkan membacanya sangat ditekankan, kemudian di nilai prestasinya pada lembar data. Achrom, Nur Shodiq, pendidikan dan pengajajaran. Jakarta Bumi Aksara,1996, 12 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 44 Jurnal Auladuna 4 Klasikal baca simak. Dalam bentuk ini guru menerangkan bentuk pelajaran klasikal kemudian siswa di tes satu persatu dan di simak oleh semua siswa, kemudian dilanjutkan pelajaran berikutnya dengan cara yang sama sampai pelajaran selesai. Untuk sorogan dapat diterapkan pada kelas yang terdiri dari jilid untuk satu kelas. Sedangkan klasikal-individual dan klasikal baca simak hanya bisa diterapkan untuk kelas yang hanya terdiri dari satu jilid saja. 3. Pentingnya Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Anak Diketahui bahwa kemampuan membaca Al-Qur'an secara fasih benar adalah bagian terpenting dalam pendidikan Islam. Karena itu, maju mundurnya kemampuan anak-anak dari keluarga muslim dalam membaca Al-Qur'an dapat dijadikan sebagai salahsatu ukuran untuk menilai kondisi dunia pendidikan Islam serta kesadaran masyarakat dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran IslamMasa anak-anak adalah masa dimana anak masih tergantung pada keadaan dimana anak tinggal. Pada masa ini anak harus menunjukkan kepada dunia luar tentang bakat dan kemampuan yang ada pada dirinya. Dan dia harus belajar mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Agar semua potensi dapat tersalurkan dengan baik, maka perlu suatu lingkungan yang positif, karena hal-hal baik positif maupun negatif sangat berpengaruh pada anak tersebut. Pada masa ini banyak anak-anak yang mengalami kesukaran dan menyebabkan kesehatannya terganggu, dan kadang melakukan tindakan yang bermacam-macam. apabila problem dan kesukaran yang dihadapi anak tidak selesai dan masih membuat gelisah sampai dewasa, maka usia dewasa akan mengalami kegelisahan dan kecemasan sampai dewasa adalah bagian dari keluarga, keluarga merupakan pengaruh sosialisasi yang penting, tidak hanya lebih banyak kontak dengan anggota keluarga dari pada dengan orang lain, tetapi hubungan itu lebih erat, hubungan keluarga ini pengaruhnya lebih besar dari pada pengaruh sosial lainnyaAdapun hadist yang memerintahkan untuk memepelajari dan mengajarkan Al-Qur'an antara lain   Zakiyah, Derajat, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta Bumi Aksara,1996 , 134 Zakiyah, Derajat, Kesehatan metal Jakarta Gunung agung,1990, 102 Hurlouck dan elizabetr, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Jakarta PT Erlangga,2002 , 130 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 45 Artinya " Abu Ummah ra, berkata saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda bacalah Al-Qur'an karena ia akan datang pada hari raya qiyamat sebagai pembela pada orang yang mempelajari dan mentaatinya".HR. Muslim. Menyadari akan pentingnya Al-Qur'an sebagai pedoman hidup, maka perlu dibaca, dipelajari dalam keluarga. Tanggung jawab orang tua ada dua, artinya tanggung jawab yang diterima secara kodrati, karena merekalah yang melahirkan dalam keadaan kekurangan dan ketergantungan dalam segala hal. Maka apabila orang tua tidak melaksanakan tanggung jawabnya, pastilah anak itu tidak akan bisa hidup. Sedangkan tanggung jawab keagamaan artinya berdasarkan agama, menurut Islam, tanggung jawab ini bermula dari proses pembuatan spserma dan ovum. Dan setelah lahir, datanglah tanggung jawab orang tua dalam segala hal termasuk tanggung jawab orang tua untuk mengajarkan Al-Qur'an pada anak-anaknyaDalam Surat Al-Ankabut 45 perintah untuk membaca Al-Qur'an. . Artinya "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu yaitu Al-Kitab Al-Qur'an dan dirikannlah sholat” QS. Al-Ankabut 147 Agama Islam memerintahkan kepada ummatnya untuk mengajarkan dan mempelajari kitab suci Al-Qur'an yang paling banyak, karena Al-Qur'an adalah sumber dari segala ajaran islam yang mencakup segala aspek kehidupan manusia, dan Al-Qur'an juga memberikan rahmat dan hidayah bagi ummat manusia didunia. Oleh karena itu peran orang tua sangat penting dalam menentukan perkembangan pendidikan anak terutama dalam bidang keagamaan. Kewajiban untuk mengajarkan Al-Qur'an terletak pada pundak setiap manusia yang mengaku beriman kepada Al-Qur'an karena tidak penting bagi seorang muslim tidak bisa membaca, mempelajari dan mengajarkannya. Selain mempelajari Al-qur'an yang tidak kalah pentingnya adalah mengajarkannya, jadi selain belajar dan mengajarkannya merupakan dua tugas mulia yang dibebankan kapada umat islam yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Sehubungan dengan pembelajaran Al-Qur'an bagi anak, maka belajar Al-Qur'an pada tingkat ini merupakan tingkat mempelajari Al-Qur'an tentang membaca hingga fasih dan lancar, sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Karena kemampuan membaca Al-Qur'an merupakan kemampuan yang utama dan pertama yang harus dimiliki oleh anak. Sebagainama firman Allah dalam surat Al-Qiyamah ayat 16-17  . Syahminan, Zaini, Wawasan Al-Qur’an tentang Pembangunan Manusia Seutuhnya Surabaya Kalam Mulia,1986 , 147 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 46 Jurnal Auladuna Artinya "Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk membaca Al-Qur'an dengan cepat-cepat atau menguasainya. Sesungguhnya tanggungan kamilah mengumpulkannya didadamu dan membuat pandai membacanya." QS. Al-Qiyamah 16-17 Bila kita mengamati gejala yang terjadi didunia barat kita dapat melihat bagaimana kecenderungan anak-anak untuk tidak beradab, mendurhakai orang tua, cepat marah dan sangat emosional serta agresif, keseluruhan itu merupakan akibat dari orang tua yang memberikan kebebasan berlebihan dan memanjakan anak-anak terutama tanda tersebut daiatas merupakan bukti gagalnya usaha-usaha pendidikan barat yang begitu modern untuk menyelamatkan anak-anak dan umat manusia dari kedholiman dan kegelapanOleh karena itu, diperlukan bimbingan yang bijaksana baik dari orang tua maupun dari para pendidik, agar ketika dewasa nanti anak tidak merasa canggung dan ketakutan melalui pengalaman baru dalam hidupnya. Pentingnya Guruan keagamaan pada anak tidak lain adalah sebagai usaha yang bersifat preventative yaitu usaha atau upaya terhadap pemecahan kenakalan anak dengan mengadakan Guruan terhadap mereka agar tecipta ketentraman batin dn mempunyai pegangan atau pedoman dalam hidupnya, selain itu juag sebgai uasaha kuratif perbaikan terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. a. Pembelajaran tersebut harus dimulai dari keluarga melalui pendidikan antara lain 1 Memberikan contoh atau teladan yang baik. 2 Membiasakan mereka dengan syair-syair agama. 3 Meyiapkan kondisi rumah yang agamis. 4 Memberikan bimbingan bacaan-bacaan agama yang berguna. 5 Membisakan mereka turut serta dalam kegiatan agama. 6 Menanamkan kecintaan terhadap mereka senang membaca Al-Qur'anKetika keluarga telah menunaikan hal-hal tersebut, maka orang tua telah menjalani petunjuk Al-Qur'an, sunnah dan peninggalan salafu sholihin, yang semuanya mengajak untuk melaksanakan pendidikan iman dan aqidah yang benar. Maka dari itu menentukan metode itu sangat penting dalam mendidik anak didik. Karena berhasil tidak suatu pembelajaran itu tergantung pada metode yang digunakan oleh pendidik. Sebagaimana yang diharapkan dari pembelajaran tersebut antara lain 1 Anak dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar berdasarkan kaidah-kaidah ilmu tajwid. Abdurahman , An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat Bandung CV. Diponogoro,1992, 193 Langgulung, Teori kesehatan mental Selangor Pustaka Huda, 1983 ,372 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 47 2 Anak dapat menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar. 3 Anak dapat menghafal surat-surat pendek dan do’a-do’a yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 4 Anak dapat melakukan sholat dengan baik serta terbiasa hidup dalam suasana Islami. Dengan demikian usaha preventatif dan kuratif harus dilaksanakan dirumah, sekolah dan masyarakat. Guruan tersebut harus berjalan terpadu dan kontinyu, seiring sejalan serta bersifat saling melengkapi baik itu pendidikan agama dan penciptaan suasana yang sesuai dengan nilai-nilai agama adalah merupakan alat yang ampuh untuk membentengi anak jatuh kejurang kenakalan yang membahayakan. 4. Pengembangan Metode Pembelajaran Al-Qur’an Dalam Rangka Peningkatan Perkembangan Keagamaan Anak Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan anak didik. Dalam definisi ini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebut ada kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mengapai hasil pembelajaran yang diinginkan dalam kondisi tertentu. Sedangkan metode atau strategi pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil yang berbeda dibawah kondisi pembelajaran yang berbeda pula. Berkaitan dengan pembelajaran al-Qur’an, maka setiap pembelajaran pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai sebagaimana di dalam buku petunjuk teknis dan pedoman Guruan baca tulis Al-Qur’an dinyatakan bahwa tujuan pebelajaran atau pendidikan baca tulis Al-Qur’an adalah menyiapkan genarasi yang mencintai Al-Qur’an, menjadikan al-Qur’an sebagai bacaan dan sabagai pandangan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Dari tujuan tersebut target operasionalnya antara lain a. Untuk kelas I-II anak diharapkan dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta hafal beberapa surat pendek dan doa sehari-hari. b. kelas III-IV anak diharapkan menghatamkan Al-Qur’an 30 juz, mampu memperaktekkan lagu-lagu dasar qiro’ati dan mampu menjadikan dirinya sebagai tauladan bagi teman-teman sebayanya atau segenerasinya. c. Dan untuk kelas V-VI sudah mampu dan punya keinginan menghafal juz 30. Dari target tersebut pendidikan baca tulis Al Qur’an banyak berorientasi pada Guruan kognitif dan psikomotorik saja, sedangkan Guruan afektif atau sikap, cita rasa beragama belum Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam Surabaya Pusat Studi Agama, Politik Dan Masyarakat PSAPM,2003,82 Muhaimin. Arah Baru Pengembangan Kurikulum; Hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan Bandung Penerbit Nuansa,2003, 121 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 48 Jurnal Auladuna banyak ditonjolkan. Berdasarkan hal tersebut, maka metode pembelajaran Al-Qur’an harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman terutama pembelajaran Al-Qur’an pada pendidikan dasar. Untuk aspek kognitif dan psikomotorik digunakan metode yang sudah canggih yaitu metode Iqra’ dan metode Qira’ati. Akan tetapi kedua metode tersebut dapat dikembangkan baik aspek kognitif, afektif dan psikomorik siswa MI. 1 Metode Iqra’ Yang dimaksud adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang lebih menekankan langsung pada latihan membaca. Sifat dari metode ini adalah bacaan langsung tanpa di eja artinya tidak diperkenalkan terlebih dahulu nama-nama huruf hijaiyah. Dengan dengan belajar siswa aktif CBSA dan lebih bersifat individualBertolak dari pemahaman tersebut metode iqra’ masih mencakup pada dua aspek yaitu aspek psikomorik dan kognitif saja. Agar semua aspek tercapai, maka perlu adanya variasi dalam penggunaan metode. Untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak tingkat dasar yakni melalui pembelajaran Al-Qur’an. Dalam pendidikan agama islam perlu beberapa metode-metode pendekatan yang tidak dapat disamakan dengan metode pendidikan pada umumnya. Beberapa metode tersebut adalah a Metode pendekatan pendidikan dengan keteladanan. Keteladanan dalam pendidikan adalah metode influentif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak dalam moral spiritual dan sosial. Hal ini adalah karena pendidik adalah sebagai contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditirunya dalam tondak tanduknya. Allah SWT telah mengajarkan dan dia adalah peletak metode samawi yang tiada taranya bahwa rasul yang diutus untuk menyesuaikan risalah samawi kepada ummat. Rasulullah adalah seorang yang mempunyai sifat-sifat luhur, baik spiritual moral maupun intelektual. oleh karena itu Allah Mengutus sebagai teladan bagi umat muslim. Seperti surat Al-Ahzab ayat 21 yaitu    Artinya sesungguhnya para rasul Allah Muhammad adalah panutan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan pahala Allah dan hari kemudian, serta ia banyak mengingat Allah. b Metode pendekatan dengan pendidikan kebiasaan atau pembiasaan. Budiyanto, Prinsip-Prinsip Metodologi Buku Iqra’ Balai Penelitian Dan Pengembagan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional Yogyakarta Team Tadarrus,1995 , 20 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 49 Yang dimaksud dengan pembiasaan adalah upaya praktis dalam Guruan dan persiapan. Karena kecenderungan dan naluri anak-anak dalam pembiasaan ini sangat besar dibanding usia lain. Maka para pendidik perlu memperhatikan pada anak tentang upaya pembiasaan ini sebagaimana dikemukakan oleh Jalaluddin bahwa “Sikap dan keteladanan guru sebagai pergaulan pendidik serta pergaulan antar teman disekolah dinilai lebih berperan dalam menanamkan kebiasaan baik merupakan bagian dari pemebntukan moral yang erat kaitannya dengan perkembangan keagamaan seseorangMaka dari itu pembiasaan ini banyak hendaknya dilakukan secara kontinyu dalam arti melatih dengan tidak jemu-jemunya. Pembiasaan yang perlu ditanamkan melalui proses pendidikan adalah kebiasaan yang bersifat otomatis dan kebiasaan yang dilakukan atar dasar pengertian dan kesadaran akanm manfaat atau tujuannya c Metode pendekatan pendidikan dengan nasehat dan cerita. Nasehat dan cerita dalah cara mendidik yang mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dalam mewujudkan interaksi antara pendidik dengan anak didik subyek didik cara ini banyak ditemui dalam Al-Qur’an, karena dengan nasehat dan cerita pada dasarnya bersifat penyampaian pesan dari sumbernya kepada pihak yang memerlukan. Demikian banyak cerita yang mengandung nasehat, pelajaran dan petunjuj yang sungguh-sungguh efektif untuk dipergunakan dalam interaksi pendidikan. Cerita dan nasehat itu jika disampaikan secara baik akan besar pengaruhnya pada perkembangan psikologis anak. Metode ini dapat membukakan mata anak-anak pada hakekatnya sesuatu yang mendoronya menuju situasi luhur dan menghiasinya dengan ajhlak yang mulia dan prinsip islam. Al-Qur’an juga menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk mengarahkan manusia kepada ide-ide yang dikehendakinyad Metode pendekatan dengan pemeliharaan. Yang dimaksud pemeliharaan adalah mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa mengikuti perkembangan anak terhadap pendidikan yang telah diterimanya. Perhatian dengan menyediakan waktu yang cukup untuk bergaul dengan anak-anaknya. Kasih sayang yang diberikan secara tulus, sehingga menampilakan kerelaan dalam memelihara dan melindungi anak subyek dengan pendidik. Kewibawaan diartikan dengan rasa hormat dan segan yang menimbulkan kepatuhan. Cara pemeliharaan ini dapat dilakukan dengan cara targhib dan tarhib. Targhir adalah dengan janji terhadap kesengan, kenikmatan akhirat di sertai dengan bujukan. Tarhib adalah ancaman Jalaluddin, Psikologi Agama Jakarta PT. Raja Grafindo Persada,2002, 44 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta Kalam Abditama,2002, 171 Shihab, Quraisy, Membumikan Al-Qur’an Bandung Mizan,1994 , 176 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 50 Jurnal Auladuna karena dosa yang dilakukan. Metode ini didasarkan atas fitrah sifat keadaan manusia, yaitu sifat keinginan kepada kesenangan,keselamatan dan tidak mengiginkan kepedihan dan kesengsaraan2 Metode Qira’ati Yang dimaksud adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang langsung memasukkan dan memperaktekkan bacaan tartil sesuai sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid. Sistem pelaksanaannya adalah sistem belajar siswa aktis CBSA dan lancar, cepat, tepat, dan benar LCTB. Dalam menanamkan nilai-nilai agama melalui pembelajaran Al-Qur’an tidak beda jauh dengan metode Iqra’ begitu juga cara penyampainannya. Yaitu dengan beberapa metode yang di pakai dalam pendidikan agama pada umummya, mengingat karakter dan kemampuan yang sangat minim antara lain ketauladanan, indotrinasi, tarnsinternalisasi dan lain-lain. Berdasarkan pemahaman karakteristik keagamaan anak dan kendala-kendala tersebut, maka pembelajaran atau pendidikan nilai sikap dan cita rasa keagamaan dalam pembelajaran Al-Qur’an adalah melalui strategi ketaladanan dan transinternalisasi karena ajaran agama yang diberikan kepada anak bukan sekedar pengajaran dan pemeberian pengertian yang muluk-muluk, karena keterbatasan pengalaman, kemampuan atau kesanggupan anak dalam perbendaharaan bahasa atau kata-kata, disamping anak-anak belum biasa berfikir abstrak. Sesuai dengan karakterstiknya, maka pendidikan keagamaan pada anak lebih bersifat teladan atau peragaan hidup secara riil, karena anak belajar dengan cara melihat, mendengar, dan meniru-niru, meyesuaikan dan mengintegrasikan dalam suatu pendidik yang diikuti dengan latihan-latihan keagamaan dan pembasaan oleh anak-anak akanlebih meresap. Dalam pemberian keteladanan tersebut dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Yang bersifat langsung misalnya pendidik memberikan contoh bagaimana sikap membaca Al-Qur’an yang baik, sikap sholat yang baik, sikap memberi perindungan aman, sebelum dan sesudah keluar atau masuk sekolah mengucapkan salam, doa dan seterusnya. Yang bersifat tidak langsung misalnya tampilan fisik dan pribadi pendidik dan tenaga lainnya yaitu dengan suasana agamis, disiplin, menyambut anak-anak dengan dengan lagu-lagu islami. Sedangkan strategi transinternalisaisi dapat diterapkan melalui beberapa tahap antara lan a Transformasi nilai, pendidik menginformasikan nilai-nilai yang baik dan kurang baik kepada anak melalui komunikasi verbal. Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam Bandung PT Remaja Rosda Karya,2002 , 46 Achrom, Nur , Shodiq, pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an Sistim Qoidah Qiro’aty Pondok pesantren Salafiyah Shirotul Fuqoha’ II Ngembul Kalipare, 1996 , 18 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 51 b Transaksi nilai, suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan melakukan komunikasi dua arah yakni tmbal balik antara pendidik dan anak didik. c Transinternalisasi, pendidik dihadapan anak bukan lagi sosok fisik melainkan sikap mentalnya kepribadiannya. Dari beberapa strategi atau metode tersebut tidak akan berjalan dengan baik kalau tidak didukung dengan sarana dan prasarana, oleh karena itu agar tujuan yang diharapkan tercapai maka keduanya harus saling mendukung PENUTUP Sebagaimana pembahasan tentang pentingnya pembelajaran Al qur’an bagi siswa madrasah ibtidaiyah MI maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; 1 Penerapan metode pembelajaran Al-Qur'an pada siswa MI yang paling relevan yakni menggunakan metode Iqro’, Qiro'ati dan Taqriran, pembiasaan, ketauladanan, latihan, hafalan, dan pemberian tugas, serta bermain, cerita dan menyanyi BCM. Kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik, seperti dalam hal baca tulis Al-qur'an, akan tetapi perlu ditingkatkan dengan pemahaman dan implementasi nilai-nilai agama, sesuai dengan tujuan yang diharapkan serta tuntutan maupun perkembangan zaman. sehingga melalui metode tersebut maka lulusan siswa-siswi akan lebih berprestasi dalam bidang formal dan non formal terutama membaca dan menulis Al-qur'an serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari; 2 Dibutuhkan kerjasama semua pihak khususnya langkah-langkah yang dilakukan para guru menerapkan metode pembelaran al qur’an dalam meningkatkan perkembangan keagamaan anak diantaranya yang dapat dilakukan antara lain, a bagi guru untuk meningkatkan kualitas guru, b untuk dapat kordinasi dan evaluasi dengan para guru maupun dengan wali Murid, c bagi siswa-siswi, untuk mengikut sertakan siswa-siswi dalam kegiatan-kegiatan keagamaan, membimbing anak dengan bacaan-bacaan Islami, menanamkan kebiasaan-kebiasaan beribadah, mengadakan kegiatan ekstra, seperti Qiro'ah, kaligrafi, dan PHBI, dan memberikan contoh yang baik bagi siswa dan Penambahan jam pelajaran; 3 Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran Al qur’an, a faktor pendukung sarana dan prasarana yang memadai, kerjasama dan kebersamaan antar guru, antusias siswa-siswi dengan suasana yang agamis, dan kegiatan-kegiatan ekstra keagamaan serta praktiknya, b faktor penghambat yaitu kurang perhatian dan kerjasama dari sebagian wali murid dan keterbatasan waktu dan penggunaan HP android. DAFTAR PUSTAKA Achrom, Nur Shodiq, 1996, pendidikan dan pengajajaran. Jakarta . Bumi Aksara. Fathor Rosi Faisal Faliyandra 52 Jurnal Auladuna __________________ ,1996, pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an Sistim Qoidah Qiro’aty Pondok pesantren Salafiyah Shirotul Fuqoha’ II Ngembul Kalipare. Ahmad Syrifuddin, 2004, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al – Qur’an. Jakarta. GemaInsani. An-Nahlawi, Abdurahman, 1992 Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat ,Bandung . CV. Diponogoro. Arikunto, Suharsimi, 2006, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, jakarta. rineka cipta. ________ 2002. Menejemen Penelitian . Jakarta . Rineka Putra. Budiyanto. 1995. Prinsip-Prinsip Metodologi Buku Iqra’ Balai Penelitian Dan Pengembagan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional .Yogyakarta . Team Tadarrus. Derajat, Zakiyah. 1996. Ilmu pendidikan islam . Jakarta . Bumi Aksara. Ghafar, Irfan, Abdul, dan Jamil, Muhammad. 2003. Reformulasi Racangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam . Jakarta. Nur Insani. Hadi, Sutrisno ,1989. metodologi research jilid I & II . yogyakarta . Aordi. Hasanuddin. 1993. Moral dan Kognisi Islam . Bandung . Cv. Alfabeta. Huberman. 1992. analisis data kualitatif . jakarta . universitas jakarta press. Human, As’ad, dkk. 1991. Pedoman Pengelolaan Pengembangan Dan Pembinaan Membaca Dan Menulis Al-Qur’an. Yogyakarta . LPTQ Nasional. Hurlouck dan elizabetr. 2002. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan . Jakarta . PT Erlangga. Jalaluddin. 2002. Psikologi Agama . Jakarta . PT. Raja Grafindo Persada. Langgulung. 1983. Teori kesehatan mental . Selangor . Pustaka Huda. M. Arifin. 1976. Ramayulis ilmu pendidikan islam . jakarta . kalam abditama. Mahfudh Shalahuddin. 1990. Pengantar psikologi pendidikan. surabaya. bina ilmu. Maleong J, Lexy. 2002. Penelitian metode kualitatif . Bandung . PT Remaja Rosda Karya. Muhaimin. 1996. Strategi Belajar Mengajar . surabaya . media. ________. 2003. Strategi belajar mengajar . Surabaya CV. Citra Media Karya Anak Bangsa. ________ 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam . Surabaya . Pusat Studi Agama, Politik Dan Masyarakat PSAPM. ________ 2003. Arah Baru Pengembangan Kurikulum; Hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan . Bandung . Penerbit Nuansa. Ramayuli. 2002. Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta . Kalam Abditama. Shihab, Quraisy. 1994. Membumikan Al-Qur’an . Bandung . Mizan. Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 53 Slameto. 1999. Proses Belajar Mengejar . Jakarta . Bumi Aksara. Surakhmad. 1994. teknik analisis deskriptif . Surabaya . Karya. Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anaka Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an. Jakarta. Gema Insani. Tafsir, Ahmad. 2002. Metodologi Pengajaran Agama Islam . Bandung . PT Remaja Rosda Karya. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta Balai Pustaka. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. 2003. Surabaya . Pusat Studi Agama, Politik Dan Masyarakat PSAPM. Zaini, Syahminan. 1986. Wawasan Al-Qur’an tentang Pembangunan Manusia Seutuhnya . Surabaya . Kalam Mulia. _______. 1999. kewajibanorang beriman terhadap al quran . surabaya . al ikhlas. Zuhairini. 1993. metode khusus pendidikan agama . surabaya . usaha nasional. ... Maka sebuah kewajiban bagi muslim untuk belajar serta mengimplementasikan berbagai hukum Al-Qur'an di dalam kehidupannya Aprida, 2022. Namun fenomena saat ini, banyak anak yang mulai tidak tertarik dengan Al-Qur'an Rosi & Faliyandra, 2019. Salah satu sebabnya ialah, banyak hiburan yang sengaja diberikan mulai dari film, musik, dan permainan modern yang telah menjadi sebuah kewajaran atau hal biasa. ...... Fenomena lunturnya ketertarikan anak terhadap pembelajaran Al-Qur'an juga menyebabkan literasi, kemampuan, dan pemahaman terhadap Al-Qur'an semakin naik Rosi & Faliyandra, 2019. Menurut data dari PTIQ Perguruan Tinggi Ilmu Qur'an Jakarta, Indonesia dengan jumlah umat muslim terbesar di dunia mengalami buta aksara Al-Qur'an sebesar 65% pada tahun 2017 Fajriah & Novira, 2021. ...Ahmada May Enggar RistaSri WahyuniIca PurnamasariThe development of the VUCA Era Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity causes rapid changes with factors that are difficult to control causing the phenomenon of declining literacy due to technological shifts. One of them is the phenomenon of the fading of interest and love for learning the Qur'an experienced by various age groups, ranging from children, adolescents and adults. Parents have difficulty in teaching the Qur'an to children in a fun way. This study aims to grow the ability of parents, enrich teaching methods, and provide practical steps that parents can follow in educating their children to love the Qur'an through Hands On Learning-based learning. The method used in this research is a 4D development model Define, design, develop, disseminate. Member of the parent forum at PT. Pendidik Muda Indonesia consist of ten members who have early childhood. Quantitative data were obtained from the results of the feasibility test as well as the readability of the material and design. Qualitative data were obtained from the analysis of descriptive questionnaire questions for parents' needs for learning the Qur'an for early childhood. The results of this development research obtained 1 a guide book for parents in learning the Qur'an for early childhood based on hands on learning, 2 the feasibility of the product developed based on the results of the research and the assessment of the validator in the very feasible category. Abstrak Berkembangnya Era VUCA Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity menyebabkan perubahan cepat dengan faktor-faktor yang sulit dikontrol menyebabkan fenomena menurunnya literasi akibat pergeseran teknologi. Salah satunya ialah fenomena lunturnya ketertarikan dan kecintaan terhadap pembelajaran Al-Qur’an yang dialami oleh berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak, remaja maupun dewasa. Orang Tua mengalami kesulitan dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak dengan cara yang menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan orang tua, memperkaya metode mengajar, serta memberikan langkah praktis yang dapat diikuti Orang tua dalam mendidik anaknya agar mencintai Al-Qur’an melalui pembelajaran berbasis Hands On Learning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah model pengembangan 4D Define, design, develop, disseminate. Anggota forum orang tua di PT. Pendidik Muda Indonesia terdiri dari sepuluh anggota yang memiliki anak usia dini. Data kuantitatif diperoleh dari hasil uji kelayakan serta keterbacaan materi dan desain. Data kualitatif diperoleh dari analisis pertanyaan deskriptif angket kebutuhan orang tua terhadap pembelajaran Al-Qur’an untuk anak usia dini. Hasil penelitian pengembangan ini diperoleh 1 buku panduan untuk orang tua dalam pembelajaran Al-Qur’an untuk anak usia dini berbasis hands on learning, 2 kelayakan produk yang dikembangkan berdasarkan hasil penelitian serta penilaian validator dalam kategori sangat dan pengajaran Al-Qur'an Sistim Qoidah Qiro'aty Pondok pesantren Salafiyah Shirotul Fuqoha__________________,1996, pendidikan dan pengajaran Al-Qur'an Sistim Qoidah Qiro'aty Pondok pesantren Salafiyah Shirotul Fuqoha' II Ngembul Kalipare.Ahmad SyrifuddinAhmad Syrifuddin, 2004, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al -Qur'an. Jakarta. Islam di RumahAbdurahman An-NahlawiAn-Nahlawi, Abdurahman, 1992 Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat,Bandung. CV. penelitian suatu pendekatan praktik, jakarta. rineka cipta. ________ 2002. Menejemen PenelitianSuharsimi ArikuntoArikunto, Suharsimi, 2006, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, jakarta. rineka cipta. ________ 2002. Menejemen Penelitian. Jakarta. Rineka DerajatDerajat, Zakiyah. 1996. Ilmu pendidikan islam. Jakarta. Bumi Racangan Pembelajaran Pendidikan Agama IslamGhafarAbdul IrfanMuhammad JamilGhafar, Irfan, Abdul, dan Jamil, Muhammad. 2003. Reformulasi Racangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Nur research jilid I & II . yogyakarta . AordiSutrisno HadiHadi, Sutrisno,1989. metodologi research jilid I & II. yogyakarta. 1993. Moral dan Kognisi Islam. Bandung. Cv. data kualitatif . jakarta . universitas jakarta pressHubermanHuberman. 1992. analisis data kualitatif. jakarta. universitas jakarta Pengelolaan Pengembangan Dan Pembinaan Membaca Dan Menulis Al-Qur'anHumanHuman, As'ad, dkk. 1991. Pedoman Pengelolaan Pengembangan Dan Pembinaan Membaca Dan Menulis Al-Qur'an. Yogyakarta. LPTQ Nasional. Poso(Kemenag Sulteng) – Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Watumaeta melaksanakan kegiatan Peresmian Gedung Komite dan Tuntas Hafalan Wisuda Tahfizh Juz 26,27,28,29 dan 30 oleh Wakil Bupati Poso, M. Yasin Mangun, di Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Berbasis Kegiatan Sunnah Rasululllah Di Sekolah DasarArticlep style="text-align justify;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penanaman nilai-nilai akhlak berbasis sunah rasulullah di SD IT Sahabat Qur’an. Penelitian ini mengunakan penelitian kulitatif dengan pendekatan deskriptif analitis, data penelitian didapatkan dari observasi, dan wawancara. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 3 guru kelas dan guru pendamping. Hasil informasi dari informan melalui tahapan analisis reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penanaman nilai-nilai akhlak berbasis kegiatan sunnah rasulullah melalui 5 kegiatan yaitu 1penguatan akidah yang bersumber dari ajaran Allah SWT, 2pembiasan shalat sunah dhuda, qobliyah, badiyah, dan shalat wajib zuhur dan ashar yang dilaksankan dengan berjamaah, 3kegiatan tahsin dan tahfiz yang telah ditentukan kegiatannya sesuai jadwal, 4pakaian yang sesuai dengan syariat islam dan pemisahan ruang kelas laki-laki dan perempuan, 5akhlak dan abad islam yang dilakukan berdasarkan sunnah rasulullah. Problematika yang terjadi dalam kehidupan bermasyarak, kebanyakan mengenai permasalahan anak yang menunjukan hal-hal yang kurang pantas dilakukan ataupun diucapakan. Adanya pergaulan yang tidak dikontrol menjadi salah satu penyebabnya, namun dengan adanya Taman Pendidikan Al-Quran anak lebih bisa mengontrol pergaulan dengan adanya pembiasaan yang baik dan penanaman sikap sopan santun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pembinaan karakter anak melalui taman pendidikan Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dilakukan di Masjid Madinatul Mukminin. Upaya yang dilakukan para pendidik ustad/ustadzah dalam pembentukan akhlak peserta didik antara lain 1 Belajar membaca al-qur’an dan menghafal surat-surat pendek, 2 hafalan do’a sehari-hari, 3 praktek sholat, 4 Membiasakan mengucapkan salam ketika masuk dan keluar kelas, dan 5 menceritakan kisah-kisah teladan. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, walaupun mengalami perubahan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana integrasi pendidikan akhlak dalam pembelajaran sejarah budaya Islam pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Swasta Salamah Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan model integrasi sejarah budaya Islam dengan pendidikan akhlak dalam pembelajaran Sejarah Budaya Islam. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang digaris bawahi dalam melaksanakan pendidikan akhlak dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Temuan terkait fenomena tersebut yaitu 1 Wali kelas IV MIS Salamah Kota Jambi yang diteliti telah menerapkan integrasi pendidikan akhlak dengan meneladani akhlak mulia Nabi dalam pembelajaran SKI; 2 Guru yang menerapkan integrasi SKI dengan Pendidikan Moral menyesuaikan dengan materi yang dipelajari; 3 Keuntungan mengintegrasikan pendidikan akhlak dalam sistem pembelajaran SKI dapat menanamkan kejujuran, membentuk kebiasaan yang baik, dan berakhlak mulia. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka sangat penting untuk mengintegrasikan konsep Sejarah Kebudayaan Islam dengan Pendidikan Akhlak sebagai cara pembentukan akhlak mulia bagi generasi bangsa. Pendidikan akhlak merupakan kondisi jiwa dan pikiran pada seseorang yang menimbulkan terjadinya tindakan yang tidak direncanakan, banyak sekali akhlak yang sudah luntur disebabkan oleh berbagai faktor dan berbagai tantangan yang harus dihadapi pada zaman modern sekarang ini. Salah satu tantangan yang harus dihadapi yaitu krisis moral dan akhlak pada siswa, penggunaan media sosial merupakan salah satu isu yang menjadi pemicu rusaknya akhlak terutama pada siswa usia Sekolah Dasar. Hal tersebut menjadi masalah yang cukup serius dan akan menghancurkan masa depan siswa jika terus dibiarkan, salah satu pengetahuan agama yang terlupakan adalah tentang keteladanan Nabi Muhammad SAW. Untuk meningkatkan akhlak tersebut dapat dengan meneladani sifat wajib Nabi dan menjauhi sifat mustahilnya, sifat wajib Nabi yaitu siddiq yang artinya jujur, amanah yang artinya dapat dipercaya, tabligh yang memiliki arti menyampaikan, dan fathanah yang artinya cerdas. Sedangkan sifat mustahil bagi Nabi yang sebaiknya kita hindari yaitu kidzib yang artinya bohong, khianat artinya tidak dapat dipercaya, kitman yang memiliki arti menyembunyikan, dan baladah yang berarti bodoh. Metode penelitian yang digunakan adalah Design and Development D&D dengan desain pengembangan menggunakan model ADDIE, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket. Produk E-book Alchaora Special Characteristic of Rasulullah ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan akhlak siswa SD kelas tinggi, khususnya siswa kelas 5. E-book Alchaora Special Characteristic of Rasulullah secara kategori baik digunakan untuk meningkatkan akhlak siswa di Sekolah Dasar dengan tingkat pencapaian 83,3%, besar harapan penulis bagi para guru sebagai tenaga pendidik dapat menggunakannya sebagai media untuk meningkatkan akhlak siswa di Sekolah Dasar. Lulusan madrasah dianggap belum mampu bersaing dalam kancah dunia khususnya pada bidang non Islamic studies seperti sains, kesehatan, dan teknik informatika, sebab penerapan pendidikan akhlak hanya berfokus pada akhlak secara tekstual tanpa diiringi akhlak untuk mengembangkan potensi diri dan keberlangsungan hidup. Akhlak modern inovatif, produktif dan kreatif menjadi konsep penting untuk solusi tersebut dan diterapkan dalam pendidikan madrasah melalui kegiatan pembelajaran dan life skill. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui konstribusi madrasah MTsN 4 Hulu Sungai Utara dalam penerapan akhlak modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan library research. Hasil penelitian adalah konstribusi madrasah MTsN 4 Hulu Sungai Utara untuk menanamkan akhlak modern dilakukan melalui 1 kegiatan ekstrakurikuler yang berpusat pada pengembangan life skill dan kewirausahaan, crafting, Teknologi Informatika pengembangan software maupun aplikasi, inovasi barang dengan kreatifitas budaya lokal, pengolahan sampah, sains dan robotik, serta optimalisasi organisasi di madrasah; 2 metode pembejaran berbasis pemecahan masalah maupun menciptakan solusi berupa peluang dan usaha; 3 seminar dan pelatihan life skill yang bersifat modern dengan pembicara yang mampu mendobrak pasar nasional maupun internasional. Pendidikan seharusnya mampu mencetak manusia yang cerdas secara intelektual IQ, emosional EQ, dan spiritual SQ. akan tetapi realitanya adalah sistem pendidikan yang ada di Indonesia hanya mampu mencetak peserta didik yang cerdas secara intelektual saja, dan mengesampingkan kecerdasan emosional dan spiritual. Hal inilah yang menjadikan bangsa ini mengalami krisis akhlak, sehingga angka kriminalitas meningkat drastis. Pendidikan akhlak merupakan solusi bagi problem moralitas dan karakter bangsa saat ini. Maka dari itu, lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab besar untuk menginternalisasikan nilai-nilai akhlak serta menerapkan metode yang efektif melalui proses pembelajaran. Nilai-nilai pendidikan akhlak merupakan suatu hal yang perlu untuk ditanamkan pada diri anak, dan hal itu yang juga coba diterapkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Padi 3 Pacitan. Adapun tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui bagaimana pendidikan akhlak yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Padi 3 Pacitan, baik dari segi program, metode dan prosesnya. Penelitian ini memakai penelitian kualitatif by research, yakni terdapat penelitian lapangan juga penelitian pustaka. Hal ini dilakukan guna untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail mengenai pendidikan akhlak pada sekolah tersebut. Sampel penelitian yang digunakan adalah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Padi 3 Pacitan. Hasil dari penelitian ini meliputi program yang digunakan dalam pendidikan akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Padi 3 Pacitan adalah program pembelajaran ditambah program halaqah tarbiyah, adapaun metode pendidikan akhlak yang diterapkan adalah metode mauidzah hasanah, keteladanan, dan kisah. serta proses dalam pendidikan akhlak dilakukan dengan memperhatikan berbagai hal, yakni pendidikan akhlak yang berkaitan dengan Allah, kepada diri sendiri dan kepada sesama. Diharapkan ketika metode, program dan proses berjalan dengan baik dan maksimal, maka akan menghasilkan anak didik yang memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan ajaran Islam. Pendidikan merupakan suatu cara dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan, misalnya dengan menanamkan akhlak pada manusia Suryadarma & Haq, 2015. Penanaman akhlak pada anak perlu dipupuk sedari dini, karena akhlak merupakan hal yang sangat penting melebihi dari hal apapun. Banyak sekali anak-anak, khususnya siswa pada tingkat sekolah dasar yang memiliki akhlak yang kurang baik. Untuk meningkatkan akhlak tersebut dapat dengan cara mempelajari keteladanan akhlak dari kisah Nabi Yusuf. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kuantitatif. Dengan menggunakan Teknik Angket pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab, dan Metode wawancara untuk mengumpulkan data lisan guna mendapatkan data yang spontan sebagai data primer. Produk media E-TTI Elektronik Teka-teki Islamic ini yang digunakan sebagai media pembelajaran untuk menanamkan akhlak mulia pada siswa sekolah dasar, khususnya siswa sekolah dasar kelas 3. Secara keseluruhan, elektronik teka-teki islamic ini memiliki tingkat pencapaian sebesar 82,5% sehingga termasuk kategori baik untuk digunakan di sekolah para guru sebagai tenaga pendidik dapat menggunakannya untuk menanamkan akhlak mulia di sekolah. Selain berfungsi sebagai alat untuk menanamkan akhlak mulia, diharapkan juga produk ini dapat menambah ketertarikan siswa sekolah dasar dalam kegiatan belajar dikarenakan dengan menggunakan media elektronik. Pendahuluan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, memahami, dan mendeskripsikan tentang Metode Ummi yang dikembangkan di SDIT Ihsanul Amal 1 Implementasi metode Ummi di SDIT Ihsanul Amal Alabio, 2 Kualitas bacaan al-Quran setelah diterapkan metode Ummi. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus case studies . Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Teknis analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan, pengecekan keabsahan temuan dilakukan dengan cara keikutsertaan peneliti; teknik triangulasi dengan menggunakan berbagai sumber, teori, dan metode; dan ketekunan pengamatan. Informan penelitian yaitu Kepala Sekolah, Waka Bidang Kurikulum, siswa, dan Kordinator Ummi. Hasil 1 Implementasi metode Ummi dalam meningkatkan kualitas membaca al-Quran yaitu Pembelajaran al-Qur’an di SDIT Ihsanul Amal 8 JP/minggu, guru yang mengajar mendapatkan sertifikasi dari Ummi Foundation, guru-guru yang mengajar di SDIT ini juga kebanyakan hafizh-hafizah al-Quran, evaluasi pembelajaran meliputi evaluasi harian, mingguan, bulanan dan semester; 2 Kualitas membaca al-Quran setelah diterapkan metode Ummi menghasilkan bacaan al-Quran yang baik dan sesuai dengan hukum-hukum tajwid yang Qur’an Hadits adalah merupakan mata pelajaran yang sangat penting untuk masa depan, guna untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami isi kandungan surah – surah dalam Al – Qur’an. Dalam pembelajaran Al – Qur’an Hadits masih membutuhkan perencanaan dan persiapan yang baik agar proses KBM Kegiatan Belajar Mengajar dan penilaian serta hasil dari akhir pembelajaran selaras dengan apa yang diiginkan. Alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran Al – Qur’an Hadits ini berupa metode yakni metode bernyanyi. Metode bernyanyi sangatlah unik dan bahkan menyenangkan bagi peserta didik yang masih menduduki di Madrasah Ibtidaiyah, metode bernyanyi juga dapat mempercepat ingatan dalam memahami isi kandungan dalam beberapa surah – surah yang dipelajari. Pemanfaat metode bernyanyi ini guna untuk peserta didik menghafal tanpa paksaan, dengan bernyanyi lalu menyukai nyanyian, peserta didik akan terbiasa dengan lagu yang dikarang oleh guru yang sesuai degan materi. Kemajuan terus meningkat beberapa metode telah dilaksanakan, namun dalam penelitian ini metode bernyanyi ini memiliki perkembagan yang lebih mudah dari pada sebelumnya. Misalnya, dengan menggunakan metode bernyanyi peserta didik akan lebih ceria dan bahkan ingin terus bernyanyi dengan tanpa disadari peserta didik hafal bahkan memahami disetiap sya’ir lagu. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru mengenai inovasi pembelajaran sebagai alat bantu pencapaian pembelajaran yang bisa membuat siswa tidak mudah jenuh dan bosan. Studi ini secara khusus berfokus pada mengidentifikasi perspektif guru baru untuk melakukan inovasi pembelajaran, baik secara konvensional maupun berbasis IT, sehingga tidak terjadi kejenuhan dan kebosanan dalam pembelajaran dan diharapkan pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan dan mendapatkan hasil yang optimal. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan melakukan survei. Data dikumpulkan dari guru sarjana dan guru pascasarjana yang bekerja sebagai guru. Penelitian ini menggunakan kuisioner survei sebagai instrumen utama pengumpulan data. Analisis menggunakan data yang disajikan dengan tabel, diagram, serta dari observasi. Hasil dari survey yang telah dilakukan ternyata sebagian besar guru telah melakukan inovasi dalam pembelajaran, baik berupa konvensional maupun berbasis Informasi TeknologiIT. Sebagian guru juga sudah melakukan inovasi pembelajaran berbasis Internet. Menurut pendapat para guru, pimpinan di sekolah tersebut menganjurkan adanya inovasi dalam pembelajaran dan selalu memberikan dukungan penuh dalam melaksanakan program belajar mengajar berbasis IT. Pembelajaran yang diberikan oleh guru selama studi berlangsung di sekolah mereka sudah cukup baik dan menjadi dasar bagi guru dalam berinovasi sekreatif mungkin agar membantu pencapaian pembelajaran tercapai dengan baik. Dengan adanya, inovasi pembelajaran ini akan menciptakan guru yang terampil dan berwawasan. Desain penelitian ini adalah survei yang dilakukan melalui beberapa tahap penting. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru selalu mencari dan membaca tentang inovasi media pembelajaran karena telah mengetahui betapa pentingnya inovasi pembelajaran. Akan tetapi tidak semua dalam kesehariannya selalu memakai media pembelajaran berbasis teknologi,seperti quiz,komik,ataupun media-media lainnya dan ada sebagian yang belum mengetahui media pembelajaran menarik seperti quiziz, wordwall, kahoot. Ada pula kendala yang menurut sebagian besar guru kurang memadai,yaitu pada fasilitas sarana dan prasarana. Tetapi dengan inovasi pembelajaran pada media pembelajaran ini dapat membantu proses pembelajaran dengan baik, daya serap yang lebih baik, dan menyeimbangkan tipe-tipe belajar anak. Diharapkan dengan adanya artikel ini dapat menjadikan acuan agar para pimpinan serta para guru untuk terus berinovasi mengembangkan media pembelajaran yang menarik dan disukai oleh siswa. Para pimpinan juga harus selalu mendukung adanya inovasi pembelajaran di zaman yang mana teknologi semakin pesat perkembangannya. Serta fasilitas yang ada harus diperhatikan agar memudahkan proses pembelajaran. Begitu juga halnya dengan para guru yang harus berinovasi agar mampu mengarahkan siswa berpikir kritis dan mencintai pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development R&D bertujuan untuk menghasilkan alat peraga smart joglo dan mengetahui kelayakan alat peraga smart joglo berbasis kearifan lokal terintegrasi problem solving tema 6 kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini dilalukan di SD Negeri Kalikalong yang terdiri dari 18 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, lembar wawancara, lembar angket validasi ahli media dan ahli materi, lembar angket respon peserta didik, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelayakan alat peraga smart Joglo pada aspek kevalidan mendapat persentase dari ahli media 93,3% dan ahli materi 91,6% dengan kategori sangat valid. Pada aspek kepraktisan dari hasil respon peserta didik saat uji coba terbatas mendapat persentase 96,6%, saat uji coba lebih luas mendapat persentase 98,3%. Hasil keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 oleh observer I mendapat persentase 94,1%, observer II mendapat persentase 88,2% dan pada pertemuan II oleh observer I dan II mendapat persentase 94,1%. Dilihat dari persentase hasil respon peserta didik dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran alat peraga smart Joglo mendapatkan kriteria sangat praktis. Pada aspek keefektifan dari hasil tes peserta didik mendapat persentase keefektifan 83,3% dengan kriteria sangat efektif. Dari hasil kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan maka alat peraga Smart Joglo berbasis kearifan lokal terintegrasi problem solving dapak dikatakan layak untuk digunakan. Materi pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah syarat dengan nilai nilai bagi pembentukan pribadi muslim,tantangan terbesar seorang guru adalah bagaimana agar peserta didik mampu memahami isi dari pembelajaran tersebut dan tercapai tujuan pembelajaran. Untuk itu diperlukan alat peraga edukatif yang dapat mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Di Sekolah Madrasah Ibtidaiyah dalam proses pembelajaran Guru belum pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran terutama pada mata pelajaran Fiqih. Maka salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian maka peneliti mencoba melakukan penelitian pengembangan yang di latar belakangi oleh adanya potensi dan masalah yang ada. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Pengembangan Alat Peraga Edukatif Gerakan Sholat dari kain Planel pada Mata Pelajaran Fiqih Di Kelas II Madrasah Ibtidaiyah. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian Research and Development R&D, dengan Prosesdur pengembangan model ADDIE Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation . Angket, wawancara dan dokumentasi kemudian diolah menjadi dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif untuk kemudian digunakan sebagai penentu kelayakan alat peraga edukatif gerakan sholat dari kain planel dan mengetahui respon peserta didik di Kelas II Madrasah Ibtidaiyah. Alat Peraga edukatif gerakan sholat dari kain planel telah divalidasi oleh tiga validator ahli dengan kriteria layak dan mendapatkan respon sangat positif dari peserta didik. Abstrak Albert Bandura dalam teorinya menjelaskan bahwa anak banyak belajar melalui mengamati. Teori Albert dalam pembelajaran digunakan guru untuk menunjukan praktik atau tata cara melakukan sesuatu dan anak memperhatikan. Maka dari itu penelitian bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan penerapan modelling teori Albert Bandura dalam pembelajaran Fikih materi “Tata Cara Berwudhu “ kelas IA Di MI Ummul Qura. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah guru Fikih kelas I dan siswa kelas 1A yang berjumlah 25 orang. Adapun objek penelitiannya adalah penerapan teori modellling Albert Bandura dalam pembelajaran Fikih MI kelas 1 serta terbentuknya kemampuan siswa dalam mempraktikan tata cara berwudhu. Untuk memperoleh data dilapangan peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian dilakukan analisis dat a. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan modelling teori Albert Bandura dalam pembelajaran Fikih materi “Tata Cara Berwudhu“ dapat dilihat dari 3 tahapan, tahap pertama perencanaan, pada tahap ini guru membuat desain pembelajaran. Kedua tahap pelaksanaan melalui 4 proses yaitu, proses perhatian, pengingatan, produksi, dan motivasi. Proses perhatian, guru memberikan contoh langsung terkait tata cara berwudhu sedangkan siswa memperhatikan dengan seksama. Proses pengingatan, setelah siswa memperhatikan guru mempraktikan tata cara berwudhu kemudian dari hasil perhatian atau pengamatan itu siswa merekam dalam ingatan kognitifnya. Proses produksi, siswa dapat mempraktikan tata cara berwudhu yang benar. Proses motivasi siswa diberikan penguatan, seperti guru memberikan pujian, dan hadiah atas keberhasilan siswa. Ketiga tahap evaluasi dalam hal ini guru menggunakan tes tulis, lisan dan praktik dalam pembelajaran fikih. Kata Kunci mi ummul qura, modeling, penerapan Pembelajaran PAI terdapat cakupan materi mengenai sejarah yaitu kisah Keteladanan Rasulullah Saw dan sahabatnya. Salah satunya yaitu kisah perjuangan dakwah Nabi Yahya Dakwah diartikan sebagai proses mendidik siswa dengan berdasarkan nilai ke-Islaman yang dilakukan guru kepada siswa di sekolah. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum tersedianya media pembelajaran interaktif yang dapat memudahkan serta menarik bagi peserta didik di SDN Panyingkiran III. Tantangan besar bagi seorang guru untuk membuat peserta didik antusias ketika penyampaian materi pembelajaran, terkhusus kisah perjuangan dakwah Nabi Yahya Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengembangkan produk guna membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas 6 SDN Pangyingkiran III. Pengembangan produk yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini menghasilkan rancangan media interaktif yakni MIPA Media Interaktif Petualangan Ali. Penelitian ini menggunakan model Design and Development D&D atau bisa disebut juga desain dan pengembangan sebagai alat untuk menyampaikan materi khususnya mengenai dakwah dalam pembelajaran kelas 6 di Sekolah Dasar. Teknik pengolahan data yang peneliti gunakan adalah kualitatif. Data diperoleh berdasarkan hasil pengamatan saat uji coba . Dari hasil analisis data pengembangan MIPA Media Interaktif Petualangan Ali ini menunjukkan kelayakan pada hasil akhir evaluasi formatif dan hasil angket validasi kelayakan produk. Hasil validasi dilakukan dengan cara meminta validasi dari ahli media. Selanjutnya setelah melakukan validasi oleh ahli, peneliti melakukan uji coba produk terhadap 38 siswa dan dihasilkan semua siswa mendapatkan nilai yang electronic book yang sengaja diciptakan guna mempermudah seseorang dalam mengakses pembelajaran dimanapun dan kapanpun. Hal ini merupakan adaptasi dari adanya dampak kemajuan IPTEK yang semakin cepat di segala sektor kehidupan termasuk bidang pendidikan. Generasi bangsa yang unggul tak hanya dilihat dari kecerdasan intelektualnya saja, melainkan juga kecerdasan moral dan emosional. Moral dapat dibentuk sedini mungkin yakni jenjang sekolah dasar, sebagai upaya mewujudkan itu hadirlah mata pelajaran PAI sebagai mata pelajaran wajib yang harus ada. Pembelajaran PAI identik dengan penyampaian nilai-nilai moral tentang akhlak dan akidah Islam, penyampaian ini biasa disebut dengan metode dakwah, namun seringkali terjadi ketika dakwah ini tidak disampaikan dengan cara yang menarik maka akan terkesan membosankan terlebih bagi anak usia sekolah dasar di kelas rendah. Dari penjelasan itulah, tujuan dilakukannya penelitian ini guna mengetahui apakah e-book Budami yang telah dibuat dapat bermanfaat dalam memahami makna Keesaan Allah bagi siswa kelas 1 SD. Penelitian ini menggunakan metode D&D Design and Development dengan pendekatan kualitatif melalui teknis menelaah data penelitian dari hasil angket dan kajian literatur sebelumnya yang akan diuraikan secara deskriptif. Hasil penelitian ini ialah e-book Budami ini bermanfaat sebagai media dakwah dalam membantu guru ketika proses pengajarannya serta membantu siswa untuk memahami makna Keesaan Allah, melalui e- book ini pula didapatkan hasil yang cukup memuaskan selama proses pembelajaran Islam sangat memperhatikan perenungan atas kisah tertentu dan dalam pengambilan ibrah . Umat Nabi Muhammad hendaknya mengikuti ajaran nabi Ibrâhîm seorang yang hanif dan tidak mempersekutukan Allah. Ini penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatanpustaka libraryresearch .Cerita nabi Ibrâhîm ditelusuri pada ayat-ayat cerita Nabi Ibrâhîm dengan metode tafsir maudhu’i atau tematik . Ibrah yang bisa diambil dari Kisah Nabi Ibrâhîm ' Alaihissalâm adalah a. Selalu sabar, santun, tegar dan tabah dalam menyampaikan dakwah serta yakin akan kebesaran Allah, b. Selalu membiasakan diri mencintai Allah, ridha, ikhlas dan husnuzzan kepada Allah Subhânahu wa Ta’alâ . c. Di hidup dan kehidupan kita harus selalu berikhtiar, bertawakkal dan berdoa dalam menjalankan perintah maupun larangan-larangan Allah Su b hânahu wa Ta’alâ . Aspek pendidikan Islam yang terdapat dalam kisah Nabi Ibrâhîm ' Alaihis s alâm dalam Alquran adalah a. Tujuan pendidikan Nabi Ibrâhîm yaitu menjadi imam para muttaqin dan muslim yang taat dan patuh kepada Allah. b. Peserta didik yaitu kerabat dekat dan kaumnya. c. Pendidik yaitu Nabi Ibrâhîm langsung menyampaiakan dakwah beliau. d. Materi yang disampaikan Nabi Ibrâhîm yaitu tentang tauhid, Ibadah dan t azkiyatunnufûs serta Akhlak. e. Metode dakwah Nabi Ibrahim dengan metode hikmah, mau’izatul hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan . f. Lingkungan dakwah Nabi Ibrâhîm ' Alaihissalâm dengan kondisi masyarakat yang meyembah berhala beliau tetap gigih memperjuangkan agama tauhid. Kisah nabi Ibrâhîm bisa dijadikan sebagai pedoman orangtua untuk bekal pembelajaran tauhid. Ajaran ketauhidan seharusnya sudah ditanamkan sejak usia dini agar orangtua tidak khawatir tentang ketauhidan anak-anaknya ketika sudah dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan quizizz sebagai salah satu media alternative dalam pembelajaran bahasa arab online bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah. Kemajuan teknologi yang saat ini berada pada era industri mengharuskan para pendidik untuk lebih aktif dan kreatif dalam memilih media pembelajaran, ditambah lagi dengan kondisi Indonesia dan beberapa negara lain beberapa waktu lalu mewajibkan pembelajaran daring demi mencegah penyebaran virus covid-19. Penelitan ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui metode studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa quizizz merupakan salah satu media yang sangat mudah, efektif dan menarik untuk digunakan dalam kegiatan evaluasi dan pembelajaran bahasa Arab berbasis online. Aplikasi ini bisa dilaksanakan secara langsung maupun bentuk penugasan. Fitur-fitur yang tersedia pada aplikasi ini bisa digunakan untuk kegiatan evaluasi dan pembelajaran bahasa Arab seperti maharah istima’, maharah kalam, maharah qira’ah, maharah kalam, dan maharah kitabah. Penelitian ini berkontribusi terhadap pengembangan media pembelajaran Bahasa Arab bagi guru di Madrasah Ibtidaiyah secara khusus. Penelitian ini bertujuan untuk membahas sejarah berdirinya MDTA Al-Amin, nilai-nilai Pendidikan Islam yang diajarkan, metode penanaman nilai-nilai pendidikan Islam serta hambatan dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam dikalangan siswa yang minoritas Muslim di Desa Lau Bekeri Kutalimbaru Deli Serdang. Untuk menjawab permasalahan di atas penulis menggunakan penelitian kulitatif deskriptif dengan pendekatan field research penelitian lapangan. Sebagai key instrumen penulis terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data dari sumber primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data dianalisis menurut pemikiran Miles dan Huberman. Untuk menjamin keabsahan data digunakan triangulasi dan perpanjangan penelitian. Hasil penelitian menjelaskan MDTA Al-Amin berdiri atas saran dari BKM Masjid Al-Amin yang menginginkan anak-anak di tingkat dasar dibekali dengan pemahaman agama Islam agar menjadi generasi tangguh, yang saleh serta salehah dan siap menghadapi lingkungan yang mayoritas non Muslim. Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang diajarkan meliputi akidah dan akhlak, Alquran, Bahasa Arab, sejarah Islam, tafsir, hadis, fikih, tambahan aksara Arab Melayu, al-khat menulis indah. Metode yang dipergunakan ceramah, demonstrasi, dan training. MDTA Al-Amin mendapat dukungan dana dari Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk honor pendidik, dukungan dana dari donatur yang tidak terikat, dan masyarakat di sekitar Desa Lau Bekeri. Hambatan dalam menanamkan pendidikan Islam meliputi pemahaman orang tua yang minim terhadap agama sehingga kurang mendorong anak untuk belajar agama, hambatan teknologi dalam hal ini media sosial, serta lingkungan pergaulan yang mayoritas non Muslim dimana mereka tidak beribadah sesuai tuntunan Islam sehingga anak-anak Muslim pun takut ikut terpengaruh dengan pergaulan mereka. Bahkan yang Muslim sendiri pun masih banyak yang tidak menjalankan ajaran Islam dengan baik. Untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa Arab pada materi mufradat tentunya tidak lepas dari perencanaan yang matang. Penggunaan strategi yang tepat akan memudahkan siswa menguasai mufradat. Tujuan riset ini adalah untuk mengeksplorasi tentang bagaimana strategi pengajaran bahasa Arab di MI Rakha Amuntai. Penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data, dan teknik Miles dan Huberman yaitu reduksi data, display data dan verifikasi data sebagai teknik analisis datanya. Hasil penelitian ini adalah strategi pengajaran bahasa Arab pada materi mufradat di MI Rakha Amuntai sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya penyusunan perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan baik, setidaknya sudah tersusun dan tergambarkan proses pembelajaran mulai dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Namun begitu, dalam perencanaan tersebut belum tergambarkan secara jelas terkait strategi apa yang digunakan, serta langkah-langkahnya juga belum tersusun secara terperinci, begitu juga dengan metode dan medianya. Namun guru terlihat menggunakan strategi bermain peran dan demonstrasi dalam mengajarkan bahasa Arab pada materi mufradat di MI Rakha Amuntai. Secara teoretis dan praktis penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi sekolah dan guru agar mempersiapkan rencana pembelajaran dengan sebaik-baiknya, melengkapai komponen-komponen pada perencanaan pelaksanaan pembelajaran, dan menentukan strategi, metode, pendekatan, dan media yang tepat untuk materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa, sehingga materi menjadi lebih mudah diserap dan kuasai oleh siswa dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Tujuan penelitiannya adalah untuk mendeskripsikan layanan pendidikan bagi siswa lamban belajar di SDN 2 Betak Tulungagung. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian adalah Pelaksanaan layanan guru dalam hal modifikasi alokasi waktu pembelajaran bagi siswa lamban belajar di kelas dilakukan dengan guru memberikan bimbingan untuk siswa yang lambat dalam belajar dengan memberikan jam tambahan di luar jam pelajaran, guru memodifikasi isi atau materi pembelajaran bagi siswa lamban belajar di kelas dilakukan dengan penurunan tingkat kesulitan materi suatu mata pelajaran dan memberikan perhatian yang lebih pada siswa lambat belajar saat penyampaian materi pembelajaran. Anak dengan keterbatasan intelektual memiliki kemampuan kognitif yang rendah sehingga berakibat pada kemampuan rawat diri yang rendah pula. Kondisi psikologis berupa keterbatasan intelektual pada DSM-V dijelaskan dengan indikasi klasifikasi IQ dibawah rata-rata, terdapat defisit dalam fungsi intelektual dan bersifat adaptif yang terjadi pada periode satu cara untuk meningkatkan kemampuan terutama pada rawat diri individu dengan keterbatasan intelektual, yaitu bisa mandiri dalam mandi dan berpakaian, maka diberikan intervensi berupa terapi perilaku dengan teknik reinforcement positive . Subjek pada penelitian ini adalah anak perempuan usia 9 tahun dan memiliki intelegensi dibawah rata-rata. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan penggunaan tes psikologi. Desain penelitian ini berupa studi kasus untuk menguji efektivitas terapi yang digunakan. Hasilnya menunjukkan perubahan positif dari subjek, yaitu meningkatnya meningkatnya kemampuan rawat ini bertujuan untuk 1. Mendeskripsikan penanaman nilai karakter pada anak berkebutuhan khusus di SD Negeri Unggulan Mongisidi I Makassar. 2. Mendeskripsikan bentuk penanganan dalam mengatasi masalah pendidikan karakter pada anak berkebutuhan khusus di SD Negeri Unggulan Mongisidi I Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus case study . Subjek penelitian ini adalah guru kelas II dan guru pendamping khusus dan kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi berperanserta, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui hasil informasi yang diperoleh dari kepala sekolah, guru kelas II, dan guru pendamping khusus SD Negeri Unggulan Mongisidi I Makassar sudah menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa di kelasnya melalui pembelajaran, hal ini terlihat dengan studi dokumentasi RPP, dalam RPP tersebut terdapat nilai-nilai pendidikan karakter khususnya ada pada KD dan KI maupun Indikator yang didalamnya terdapat nilai-nila karakter yaitu relegius, integritas, nasionalis, mandiri, dan gotong royong. Penanaman nilai pendidkan karakter di kaitkan dengan visi dan misi sekolah, aturan sekolah, aturan kelas, selogan atau poster yang mendukung dalam implementasi pendidikan karakter. Bentuk penanganan dalam mengatasi masalah pendidikan karakter pada siswa berkebutuhan khusus yaitu dengan cara mencari tahu terlebih dahulu penyebabnya, kemudian menegurnya dengan baik, anak berkebutuhan khusus memiliki kemampuan sesuai dengan hambatannya dan tak jarang jika kita harus memberinya penjelasan di iringi dengan contoh sehingga anak akan lebih mudah memahami, jika tidak di indahkan maka di hadapkan dengan kepala sekolah dan sekolah menghubungi orang tuanya. Pendidikan multikultural adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian didalam dan diluar sekolah yang mempelajari tentang berbagai macan status sosial, ras, suku, agama agar tercipta kepribadian yang cerdas dalam menghadapi masalah-masalah keberagaman budaya. Tujuan penelitian ini adalanh untuk mengetahui peran pendidikan multikultural dam meminimalisir problematika anak di sekolah. Permasalahan yang sering terjadi memerlukan jalan keluar dan tindakan yang nyata. Oleh karena itu pendidikan multikultural memiliki peran dalam meminimalisir problematika anak disekolah seperti radikal atau perkelahian dan juga bullying. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi literatur, penelitian ini dapat diambil dari berbagai macam referensi yaitu dari jurnal ilmiah online dan internet. Hasil kesimpulan dari penelitian ini bahwa pendidikan multikultural yang dimasukkan ke dalam proses pembelajaran di sekolah akan memberikan peta pemahaman yang jelas kepada siswa-siswi di sek0lah ataupun madrasah dan hal ini tentunya akan mengurangi bahkan menghilangkan perilaku negatif dalam diri siswa seperti perilaku bullying yang mengarah kepada kekerasan secara fisik dan mental. Penelitian ini berkontribusi terhadap isu-isu pendidikan yang berupaya untuk memberikan karakter saling menghargai dalam diri siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bagaimana penguatan Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini melalui penggunaan Bahasa Cinta oleh orangtua di Desa Pusian Selatan Kecamatan Dumoga, Kab. Bolaang Mongondow. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan data berupa observasi langsung di lokasi penelitian, wawancara mendalam, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa model penerapan bahasa cinta dalam penanaman pendidikan karakter yang diterapkan oleh orangtua bagi anak usia dini yaitu sentuhan fisik, tindakan melayani, kata-kata peneguhan, serta model bahasa cinta yang bersyarat. Model bahasa cinta yang paling banyak digunakan untuk penguatan karakter anak usia dini di Desa Pusian Selatan adalah kata-kata peneguhan dari orangtua terhadap anak serta waktu berkualitas antara orangtua dan ini membahas mengenai pengembangan produk media pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar berbasis aplikasi digital dengan tujuan mengetahui efektifitas penggunaan media digital seperti aplikasi android dalam proses pembelajaran. Aplikasi yang dikembangkan Bernama KATMA Ketentuan dan Aturan Membaca Al-Qur’an. Selain tuntutan zaman penggunaan teknologi digital ini dimaksudkan agar peserta didik semangat dalam belajar dan membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode D&D Design and Development dengan model pengembangan 4D yang terdiri dari empat tahap yaitu, define, design, develop, dan disseminate. Adapun penyajian data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket dan wawancara. Sumber data yang diperoleh berasal dari peserta didik kelas II dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan memperoleh hasil penilaian aplikasi KATMA dari peserta didik sebanyak 98,21% menarik dari segi tampilan, 95,53% mempermudah dalam pelajaran ketentuan dan aturan membaca Al-Qur’an, 95,53% memotivasi dalam belajar, 90,17% mudah dipahami dan tidak berbelit-belit, 97,32% mudah digunakan, dan 95,53% bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian dari guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mendapatkan nilai persentase sebanyak 97,22% untuk aplikasi KATMA. Dengan demikian aplikasi KATMA sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk anak usia SD. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami proses penerapan bermain finger board untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 3 anak perempuan dan 2 anak laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan bermain finger board dapat menjadi alternatif yang dapat dilakukan para pendidik untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak, yang mana pelaksanan pembelajaran ini dilakukan secara beulang-ulang. Oleh karena itu penggunaan finger board dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak dapat ditindak lanjuti dan diaplikasikan. Hal ini membuktikan bahwa finger board dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan anak pada keluarga jama’ah tabligh. Metode penelitian ini adalah penelitian kepustakaan Library Research. Hasil penelitian ini adalah bahwa konsep pendidikan anak pada keluarga jama’ah tabligh meliputi; dasar-dasar pendidikan agama Islam yaitu 13 sifat da’i dan 28 asas dakwah. Program-program meliputi shalat berjama’ah lima waktu di masjid, pendidikan atau pembelajaran Alquran, birrul waa lidain, puasa, taklim dan puasa sunnah. Metode pendidikan agama Islam meliputi, metode kebiasaan, metode keteladanan, metode nasihat, metode monitoring, metode punishment memberikan hukuman, metode keluar khuruj. Tujuan pendidikan agama Islam meliputi, untuk mencapai sifat-sifat di antaranya, iman dan yakin seperti iman dan yakinnya Rasulullah saw. Fikir dan risau seperti fikir dan risau Rasulullah saw. Maksud hidup seperti maksud hidup Rasulullah saw. Kecintaan seperti kecintaan Rasulullah saw. Tertib hidup seperti tertib hidup Rasulullah saw, mampu berinteraksi dengan masyarakat, dapat memberikan manfaat kepada orang lain, mampu berdakwah, dan mencari ridha Allah swt dan selalu menjalankan sunnah Nabi. Sedangkan materi pendidikan agama Islam meliputi, ta’lim wa ta’allum berisi beberapa materi, di antaranya adalah materi Alquran, anak-anak mereka di ajarkan cara membaca Alquran, menghafal surah-surah pendek, selain itu juga membacakan kitab fadhilah amal yang materinya tentang fadhilah-fadhilah amal, seperti fadhilah puasa, sedekah, zikir, membaca Alquran dan di bacakan rutin setiap selesai shalat. Selain itu juga materi mengenai enam sifat sahabat, yaitu yakin pada kalimah Thoyyibah, shalat khusu’ dan kudhu’, ilmu dengan zikir, ikramul muslimin, meluruskan niat, dakwah dan ini berisi tentang penerapan islamic games dalam mengembangkan nilai agama anak usia dini pada era pandemi covid-19. Jenis metode penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan desain yaitu experimental design dengan jenis non-equivalent control group design. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2022 dengan subjek yaitu anak-anak usia 4-5 tahun di desa laut Dendang, dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 14 anak. Indikator penilaian dalam penilaian ini adalah 1 mengetahui agama yang dianutnya, 2 berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, 3 mengenal Tuhan dan Ciptaan-Nya, 4 membedakan perilaku baik dan buruk, 5 menirukan gerakan ibadah dengan urutan yang benar. Hasil penelitian ini yaitu pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata mean pretest 1,28 dan posttest 1,42, nilai t paired t-test sebeesar -2,534. Sedangkan pada kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata mean sebesar 1,42 pada pretest dan posttest 3,28. Nilai t paired t-test sebesar -12,790. Dari hasil kedua kelompok tersebut kontrol dan eksperimen diperoleh nilai t independt t-test sebesar -11,277 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan islamic games mampu mengembangkan nilai agama anak usia dini 4-5 tahun secara moral yang dilakukan pada anak usia dini mendukung suatu kreativitasan dimana adnak dapat bermain sambal belajar pada satu waktu yang sama. Melalui permainan simbolik ternyata dapat pula dijadikan upaya dalam meningkatkan sebuah pendidikan moral bagi anak di usia dini dan taman kanak-kanak. Tulisan ini bertujuan dalam memberikan penjelasan terkait manfaat yang didapat dalam pemanfaatan permainan simbolik pada anak usia dini. Metode yang digunakan yaitu menggunakan studi literature dimana mengambil preferensi dari penelitian-penelitan sejenis sebelumnya. Teknik analisis yang dipakai adalah deskriptif. Hasil yang didapat yaitu bahwa sebuah permainan simbolik dapat memberikan manfaat yaitu sebagai batu loncatan anak, media pengasah kemampuan kognitif, sebagai media untuk meningkatkan rasa empati pada anak. Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Bahkan ketika lahir, kita tidak memiliki konsep diri, tidak memiliki pengetahuan tentang diri, dan tidak memiliki penghargaan tertentu terhadap diri kita. Konsep diri akan terbentuk sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, anak-anak membutuhkan konsep diri untuk dapat masuk dan diterima lingkungan sosialnya, dan salah satu pembentuk konsep diri itu yakni dengan adanya self-esteem harga diri . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi literatur. Kegiatan penelitian dengan studi literatur dilakukan peneliti dengan cara mencari data dari berbagai sumber tertulis, baik berupa buku, artikel, dan jurnal yang relevan dengan obyek penelitian, sehingga masalah dapat dipecahkan dengan menelaah sumber-sumber data yang sudah terkumpul sebelumnya dan tidak perlu lagi riset secara langsung di lapangan. Kepercayaan diri seorang anak tentu tidak timbul dengan sendirinya. Orang tua mempunyai peran terbesar dalam menumbuhkan self-esteem anak agar menjadi individu yang percaya diri. Self-esteem adalah cara seorang anak berpikir dan merasakan segala sesuatu tentang dirinya. Apakah ia merasa dicintai, disayangi, dihargai, atau justru merasa diabaikan dan ditolak, perasaan inilah yang kemudian akan menentukan baik/buruk perilakunya. Orang tua yang mampu menunjukkan rasa cinta, kasih sayang, dan penghargaan, bahkan ketika anak berbuat salah sekalipun, akan membuat self-esteem anak menjadi positif. Anak akan tumbuh menjadi sosok yang bersyukur dan percaya diri. Sebaliknya, orang tua yang lebih sering menunjukkan rasa marah, kecewa, atau frustrasi ketika melihat perilaku anak akan menciptakan self-esteem yang negatif dalam diri anak. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk me ngetahui kecerdasan interpersonal di implementasikan pada anak usia dasar. D alam penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan atau library research , serta metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Data dalam penelitian ini di kumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, seperti pencarian data berupa artikel yang terindex s inta 2 hingga s inta 5, sebanyak 10 artikel tentang implementasi kecerdasan interpersonal pada anak usia dasar. Instrumen yang digunakan penelitian ini adalah peneliti sendiri. Analisis isi menggunakan teknik analisis . Kesimpulan dari penelitian ini terkait dengan kecerdasan interpersonal dan kehidupan sosial. Manusia dikenal sebagai homo socius sebab manusia selalu membutuhkan interaksi kepada manusia lain , sama halnya dengan para anak sepanjang hidupnya. Setiap anak-anak memerlukan pertolongan dari orang lain baik dari keluarga atau sebayanya, meskipun anak pada usia dasar terus membutuhkan orang lain, meskipun tidak sedikit anak yang belum mampu menyesuaikan diri dan membentuk melakukan interaksi dengan orang lain. Terdapat tiga aspek dasar dari kecerdasan interpersonal yang meliputi Social SensitivitySocial Insight dan Social Communication yang bersama-sama membentuk satu kesatuan yang berkaitan dan saling melengkapi. Pola asuh keluarga umumnya diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. Orang tua sering kali mendisiplinkan anak-anaknya seperti mereka disiplin oleh orang tua mereka. Tiap keluarga menyusun standar tindakan mereka sendiri, sesuai dari apa yang tersedia serta apa yang diterima dalam keluarga. Ditambah lagi jikalau anak dibesarkan dalam extended family, pastinya kriteria kontrol tindakan bisa bervariasi antara orang tua dengan anggota keluarga lain yang berada pada rumah yang selaras. Penelitian ini d ilaksanakan guna menghimpun informasi yang cukup tentang pola asuh extended family terhadap tumbuh kembang anak, Metode yang dipakai pada penelitian ini sesuai dengan studi literatur yang menghimpun beberapa penelitian sebelumnya guna merespon bagaimana pola asuh extended family terhadap tumbuh kembang anak. Hasil penelitian menerangkan bahwasanya p ada hakikatnya tumbuh kembang seorang anak masih memiliki ketergantungan pada orang tua serta keluarganya. Hal ini dikarenakan keterlibatan orang tua serta keluarga dalam extended family sangat krusial serta mempunyai tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan pengasuhan sebab kemandirian anak belum cukup terbentuk. Untuk extended family ini yang mana semuanya harus saling melengkapi, pihak keluarga harus bisa memahami dan berkompromi. Keluarga dapat menciptakan hubungan yang terkoordinasi yang selaras satu sama lain minat dan tujuan. Salah satu kompromi yang dilakukan adalah merawat dan mengasuh anak dalam lingkungan sosial keluarga besar. Dengan kata lain, kewajiban dan tanggung jawab tumbuh kembang anak diserahkan kepada mereka. Suami istri, ayah, ibu mertua, kakek-nenek, paman, bibi, ipar atau saudara kandung entah secara keseluruhan ataupun hanya dalam batas-batas tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk m enganalisis i mplementasi model pembelajaran berdasarkan konsep dan model Maria Montessori dengan metode sandiwara boneka yang fokus dalam meningkatkan kemampuan ber bahasa anak usia dini . Desain Penelitian T indakan kelas ini menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas dengan 2 siklus yang meliputi a perencanaan, b pelaksanaan tindakan, c pengamatan, dan d refleksi. S ubjek dalam penelitiannya adalah anak usia dini pada RA Nurul Yasin, kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus kelompok B yang berjumlah 17 anak didik . T eknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes unjuk kerja anak melalui berbicara menceritakan kembali isi cerita . Hasil penelitian ini antara lain 1 adanya peningkatan rata-rata kemampuan bahasa setelah mengikuti pembelajaran pada siklus I dan II. Pada siklus I rata-rata kemampuan bahasa 74,59, pada siklus II rata-rata kemampuan bahasa 76,88 , 2 secara individu, adanya peningkatan kemampuan bahasa anak melalui pembelajaran ini, yaitu jumlah anak yang mencapai ketuntasan individu 75 % pada siklus I yang mencapai ketuntasan individu adalah 9 anak pada siklus II yang mencapai ketuntasan individu sebanyak 14 anak, dan 3 secara klasikal, adanya peningkatan kemampuan bahasa anak melalui sandiwara boneka pada siklus I yang mencapai ketuntasan klasikal adalah 52,94% pada siklius II yang mencapai ketuntasan klasikal sebesar 82, 33%. Sekolah dasar adalah tolak ukur keberhasilan pendidikan selanjutnya, dalam undang-undang sistem pendidikan nasional 17 “Pendidikan dasar ialah melandasi Sebagai orang tua dan guru seyogianya harus memperhatikan dengan baik terhadap perkembangan bahasa anak agar potensi minat dan bakat anak dapat diketahui. Dari studi kasus yang saya analisis dari beberapa tempat layanan jasa WiFi rumahan dimana anak-anak berkumpul bukan untuk fokus belajar justru main game online, hal ini membuat anak tingkat sekolah dasar justru lebih sering diam dan ketika berbicara cenderung mengelurkan kata-kata kasar. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik menganalisis pengaruh perkembangan bahasa anak sekolah dasar terhadap kognitif anak, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada pihak-pihak yang terkait seperti orang tua, guru, siswa dan peneliti kesenjangan antara harapan dan kenyataan, realita saat ini terdapat orang tua yang memiliki kesibukan yang padat sehingga melupakan kewajiban nya sebagai uswah hasanah bagi anak saat di rumah. Terlebih saat pandemic covid-19 yang mengharuskan anak untuk belajar dari rumah. Hal ini tentu menambah tanggung jawab bagi semua orang tua dalam mendampingi dan mengawasi anak saat mengikuti pembelajaran daring. Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana pandangan Islam mengenai peran orang tua sebagai uswah hasanah saat pembelajaran daring. Kajian ini menggunakan metode studi kepustakaan yang bersifat deskriptif-analisis dengan metode content analysis analisis isi. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran utama orang tua selama pembelajaran daring yang tidak hanya mengawasi anak untuk mengerjakan tugas dan membimbing anak mengikuti pembelajaran melalui platform tertentu, melainkan lebih dari orang tua harus memberikan bekal mengenai pendidikan agama yang cukup seperti memberikan contoh uswah hasanah kepada anak dan membiasakan nya untuk salat berjamaah, sedekah dan kegiatan keagamaan lainnya sehingga saat masa pandemi berakhir anak dibekali oleh akhlak yang baik. Abstrak Penanaman kepedulian sosial anak sekolah sangatlah mudah dan akan terlaksanakan dengan baik jika dilakukan pembiasaan setiap hari dan di bantu oleh orang tuanya. Karena pada saat sekarang banyaknya anak sekolah dasar yang kurang memiliki rasa kepedulian sosial di lingkungan masyarakat,misalnnya menertawakan teman yang jatuh, kurang partisipasinya dalam kegiatan gotong royong karena sibuk dengan HPnya. Tujuan dari penelitian ini agar dapat menggungkapkan bagaimana upaya orang tua dalam menanamkan sikap kepedulian sosial di masyarakat anak sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan di jalan Lolo Gunung Sarik Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan 3 sampel orang tua anak sekolah dasar. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Maka hasil peneliti temukan dalam upaya orang tua menanamkan sikap peduli sosial adalah yang pertama menjenguk orang sakit, kedua membatu orang lain dengan membiasakan hidup berbagi, ketiga mengikuti gotong royong yang diadakan di masyarakat dan menyingkirkan rintangan dijalan Abstrak Berlokasi di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia melalui jalur darat membuat Kabupaten Sambas rawan mengalami kasus human trafficking dan kejahatan, terutama kepada anak. Terlebih masih banyak sumber daya manusia di Kabupaten Sambas minim akan edukasi mengenai kejahatan-kejahatan tersebut terlebih kepada anak-anak yang berada di bawah umur 17 tahun. Hal ini sempat memicu peningkatan kasus kejahatan anak Kabupaten Sambas pada 2019. Peningkatan kasus membuat pemerintah sadar dan berusaha meningkatkan kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Sambas. Namun perkembangan zaman dan pola pikir masyarakat yang semakin maju mendorong adanya gerakan yang menginginkan Komite Perlindungan Anak Indonesia KPAI di Kabupaten Sambas agar ada suatu badan yang fokus menangani kejahatan di Kabupaten Sambas. Penelitian ini akan menekankan dua hal untuk dibahas secara mendalam yaitu pemaparan data kasus yang konkret dan penjelasan penanganan kasus kejahatan anak di Sambas sekaligus melihat respon masyarakat setempat terhadap langkah yang dilakukan pemerintah. Penulis menggunakan metode penulisan deskriptif dan jenis penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini pada dasarnya menunjukkan bahwa adanya urgensi terhadap perkembangan dari pembentukan komite baru KPAI di Kabupaten Sambas guna membantu penanganan perlindungan dan penyembuhan anak korban kejahatan. Studi ini merupakan sebuah studi meta analisis hubungan antara kebersyukuran dengan well being pada kelompok usia anak, remaja dan dewasa. Studi meta analisis ini menggunakan 24 studi dari 8 artikel jurnal dan 2 disertasi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai korelasi ř = 0,2003 dan ρ = 0,242, serta berada dalam daerah penerimaan interval kepercayaan 95% -0,263 < ρ < 0,664. Berdasarkan nilai korelasi tersebut, maka hubungan antara kebersyukuran dengan well being tidak selalu berkorelasi positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan well being pada individu tidak semuanya terbentuk karena variabel kebersyukuran yang tinggi saja, tapi didukung oleh variabel-variabel lain. LokasiMadrasah Ibtidaiyah GUPPI Rumbia terletak di pertengahan kampung Rumbia desa Lunjen. Madrasah Ibtidaiyah GUPPI Rumbia hadir ditengah-tengah masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan sarana pendidikan yang berkualitas dan terjangkau. Untuk memenuhi keinginan bersama, bantuan pemerintah masih sangat kami butuhkan. CONTOH TEKS NASKAH JANJI SISWA BAGI PARA PELAJAR JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BKHUBUNGI KAMI DI 081222940294Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik DisiniUntuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik DisiniAtau Cek FB Kami Disini Sahabat Edukasi yang sedang berbahagia... Dalam kesempatan yang baik ini, saya akan bagikan bacaan teks / naskah Janji Siswa/Pelajar yang dapat digunakan pada jenjang SD, SMP, SMA, SMK dan sederajat. Pengucapan Janji Siswa / Pelajar ini dibaca pada setiap upacara bendera hari Senin oleh salah satu petugas upacara dan ditirukan secara bersama-sama oleh seluruh peserta upacara, berikut isi janji siswa yang telah digunakan di sekolah kami JANJI SISWA Kami siswa-siswi ................. nama sekolah berjanji 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Mematuhi segala peraturan dan tata tertib sekolah. 4. Patuh serta taat kepada guru dan orang tua. 5. Saling menghormati dan menghargai seluruh teman. 6. Disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. 7. Menjaga kerapian dan kesopanan dalam berpakaian, serta sopan santun dalam setiap ucapan dan perbuatan. 8. Menjaga kebersihan dan keindahan di lingkungan sekolah. 9. Belajar dengan tekun serta bersemangat tinggi untuk meraih prestasi. 10. Menjaga nama baik keluarga besar .................. nama sekolah. Download contoh teks / naskah janji siswa pelajar ini pada links berikut. Demikian contoh teks / naskah janji siswa saya share, semoga bermanfaat dan terimakasih... Salam Edukasi...!
VisiMadrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah adalah sebagai berikut : Menciptakan peserta didik yang IMTAQ , Kreatif dengan Peningkatan potensi yang teraktualisasi. 2. JANJI SISWA. MI.NURUL HIKMAH. 1. BERTAQWA KEPADA ALLAH SWT, 2. BERBAKTI TERHADAP ORANG TUA, 3. MENGHORMATI BAPAK/IBU GURU, 4.
KAMI PUTRA-PUTRI MI FATTAHUL HUDA BERIKRAR JANJI DENGAN SETULUS HATI UNTUK SENANTIASA 1. Bertaqwa kepada Allah swt 2. Cinta kepada Rosulullah Muhammad SAW. 3. Setia kepada Pancasila, Undang-undang dasar 1945, dan pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia. 4. Berbakti kepada kedua orang tua 5. Taat dan patuh kepada guru 6. Mematuhi segala peraturan dan tata tertib sekolah. 7. Saling menghormati dan menghargai seluruh teman. 8. Disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. 9. Menjaga kerapian dan kesopanan dalam berpakaian, serta sopan santun dalam setiap ucapan dan perbuatan. 10. Menjaga kebersihan dan keindahan di lingkungan sekolah. 11. Belajar dengan tekun serta bersemangat tinggi untuk meraih prestasi. 12. Menjaga nama baik MI Fattahul Huda dan siap untuk mengabdikan diri pada MI Fattahul Huda sewaktu dibutuhkan SEMOGA ALLAH SWT, MEMBERKAHI IKRAR JANJI KAMI Published by MI FATTAHUL HUDA PUNGPUNGAN MI Fattahul Huda adalah salah satu Madrasah Ibtidaiyah dibawah naungan YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-FATTAH dan PC LP Maarif Bojonegoro View all posts by MI FATTAHUL HUDA PUNGPUNGAN Penyaluranini berlaku untuk seluruh madrasah swasta di Indonesia. "Betul untuk Madrasah ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Alawiyah (MA) swasta di seluruh Indonesia," lanjut dia. Menurut dia, perubahan skema ini dilakukan agar proses realokasi anggaran BOS madrasah swasta lintas Kankemenag bahkan Kanwil bisa lebih VIVA – Kementerian Agama Kemenag segera memiliki Instrumen Asesmen Kompetensi Madrasah, di mana Ditjen Pendidikan Islam Kemenag saat ini sedang memfinalisasi Instrumen AKMI Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia yang berlangsung di Makassar, 5 - 7 Oktober 2021."Kegiatan ini merupakan bagian dari program REP-MEQR Realizing, Education's Promise-Madrasah Education Quality Reform yang bertujuan meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan madrasah," kata Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan KSKK Madrasah, Moh Isom dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, ini melibatkan para guru madrasah se Indonesia yang lolos seleksi. Mereka diminta menyusun soal-soal literasi membaca, numerasi, sains, dan literasi sosial budaya untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah MI, Madrasah Tsanawiyah MTs dan Madrasah Aliyah MA.Isom berharap instrumen yang dihasilkan mampu memenuhi keperluan AKMI, yaitu secara komprehensif mampu mendiagnosis kelebihan dan kelemahan siswa pada literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains dan literasi sosial budaya termasuk survei asesmen, lanjutnya, dapat digunakan oleh guru dan madrasah guna memperbaiki layanan pendidikan yang dibutuhkan siswa sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran bermutu."Alhamdulillah, kegiatan pengembangan instrumen AKMI telah memasuki tahap finalisasi dan telah dilakukan proses validasi instrumen. Sehingga, akan terlihat dan dapat dikelompokkan soal-soal sesuai dengan domain dan sub domain berdasarkan tingkat kesulitan," kata Kepala Sub Direktorat Kurikulum dan Evaluasi Ahmad Hidayatullah dalam lanjut, Ahmad mengatakan finalisasi ini juga akan merumuskan tingkat kesulitan instrumen. Menurut Ahmad, tingkat kesulitan tersebut awalnya dipersepsikan berdasarkan teori itu perlu dikonfirmasi dengan data empiris yang menunjukkan tingkat kesulitan yang objektif berdasarkan respons peserta validasi. Dengan demikian, diharapkan instrumen yang disusun akan memiliki karakteristik yang sama persis dengan karakteristik sasaran AKMI."Pastinya diperlukan kerja keras semua pihak selama kegiatan ini. Memperhatikan strategisnya kegiatan ini, tindak lanjut validasi yang telah dilakukan ini didampingi tim pakar dari berbagai dasar keilmuan agar nantinya dapat membenahi dan memperkaya koleksi dan variasi dalam inventarisasi soal-soal instrumen," ujar Ahmad. ant DirekturKurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Moh. Isom mengatakan, pada tahap kedua, dana BOS madrasah yang dicairkan lebih dari Panduan pelaksanaan Masa Taaruf Siswa Madrasah MATSAMA Tahun Pelajaran 2022/2023. Menjelang berlangsungnya tahun pelajaran baru, 2022/2023, salah satu kegiatan awal di madrasah, sebagai rangkaian kegiatan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru adalah pelaksanaan Masa Taaruf Siswa Madrasah atau MATSAMA. MATSAMA dilangsungkan untuk siswa Raudlatul Athfal RA, Madrasah Ibtidaiyah MI, Madrasah Tsanawiyah MTs hingga Madrasah Aliyah MA dan MAK.Terkait dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menerbitkan surat edaran bernomor B- 1419/ tanggal 13 Juni 2022, perihal Pelaksanaan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah MATSAMA Tahun surat tersebut dilampirkan Panduan Pelaksanaan Masa Taaruf Siswa Madrasah MATSAMA Tahun Pelajaran 2022/ adalah masa orientasi atau pengenalan lingkungan madrasah kepada siswa-siswi baru. Baik pengenalan kegiatan rutin madrasah, fasilitas madrasah, ciri khas madrasah, nilai, norma, dan tata tertib madrasah, serta karakter dan budaya yang ada di lingkungan sebagaimana Ayo Madrasah simak dari Panduan Pelaksanaan MATSAMA 2022, meliputi tiga komponen utama yaitu kemadrasahan pengenalan lingkungan dan budaya madrasah, moderasi beragama, dan budaya digital. Materi kemadrasahan meliputi proses belajar dan mengajar, fasilitas dan infrastruktur pendukung pembelajaran, tata tertib, nilai, dan norma yang berlaku, serta kegiatan dan organisasi Panduan Matsama Saat Pandemi Covid-19Sedang bidang moderasi agama meliputi materi wawasan kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya lokal. Selanjutnya materi budaya digital terdiri atas peran dan fungsi media digital, dan etika bermedia dan Tempat Pelaksanaan MATSAMAMasih dari Panduan Pelaksanaan MATSAMA 2022, Matsama dilaksanakan selama tiga hari pada minggu pertama awal tahun pelajaran. Kegiatan berlangsung pada hari masuk sekolah dan jam pelajaran. Namun dapat juga menyesuaikan dengan kondisi madrasah. Terkait tempat, MATSAMA dilaksanakan di lingkungan terkait dengan pelaksanaan Masa Taaruf Siswa Madrasah sila unduh dan baca Panduan Pelaksanaan MATSAMA 2022 melalui tombol unduh di bawah ini. Baca & Unduh Selanjutnya, pihak madrasah dapat merencanakan dan menyelenggarakan Masa Taaruf Siswa Madrasah dengan berpegang pada Panduan Pelaksanaan MATSAMA 2022 tersebut.

Sejumlahsiswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP Negeri (SMPN) 1, Cikini, Jakarta, Senin, (22/4). Sebanyak 4.279.008 siswa mengikuti UNBK tingkat SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) yang dilaksanakan mulai 22 April hingga 25 April. Aktivitas belajar mengajar siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul Anwar Ciangsana

Madrasah Ibtidayah, biasa disingkat MI, adalah jenjang pendidikan madrasah formal yang paling dasar yang memiliki kekhasan bercirikan Islam. Madrasah Ibtidaiyah di bawah pengelolaan Kementerian Agama dan memiliki jenjang yang setara dengan Sekolah Dasar. Menilik pada KMA Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Pada Madrasah, Madrasah Ibtidaiyah diartikan sebagai satuan pendidikan formal yang menyelanggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam yang terdiri dari 6 enam tingkat pada jenjang pendidikan dasar. Sebagaimana SD, lama pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah ditempuh selama 6 tahun. Yakni mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6. Lulusannya pun bisa melanjutkan ke sekolah menengah pertama seperti SMP dan MTs. Berdasarkan data Kementerian Agama yang dirilis disitus Emis Pendis Kemenag, pada awal tahun 2020, terdapat Madrasah Ibtidaiyah se-Indonesia. Paling banyak terdapat di provinsi Jawa Timur dengan total MI, disusul dengan Jawa Tengah Jawa Barat Banten Sumatera Utara 974, Nusa Tenggara Barat 852, Lampung 765, dan Sulawesi Selatan 706. Baca Berapakah Jumlah RA & Madrasah di Indonesia? Apa Beda SD dan MI SD dan MI sama-sama jenjang pendidikan dasar. Bedanya SD dibawah pengelolaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang MI dikelola oleh Kementerian Agama. Yang paling ketara atara ciri khas MI sebagai pendidikan yang bercirikhas Islam. Kurikulum yang digunakan. Selain mengajarkan mata pelajaran 'umum' seperti di SD, MI menambahkan beberapa mata pelajaran khusus mulai dari Al-Quran Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Keempatnya masuk dalam kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mana di SD hanya diajarkan melalui satu mapel. Selain itu, di Madrasah Ibtidaiyah juga diajarkan mata pelajaran Bahasa Arab. Pada beberapa Madrsah Ibtidaiyah, pelajaran agama tersebut masih ditambahkan dengan muatan lokal khusus terkait keagamaan sesuai dengan karakteristik madrasah dan linkungan masing-masing. Daftar Artikel Terkait Madrasah Ibtidaiyah Dalam blog Ayo Madrasah terdapat berbagai artikel bertemakan Madrasah Ibtidaiyah. Silakan simak dari daftar di bawah ini Artikel Terkait Madrasah Ibtidaiyah Klik masing-masing judul pada daftar di atas untuk membaca artikel terkait Madrasah Ibtidayah. Klik tombol panah ke kanan atau ke kiri untuk menuju artikel lainnya. LDS7gs.
  • l45tbdvlzy.pages.dev/147
  • l45tbdvlzy.pages.dev/45
  • l45tbdvlzy.pages.dev/247
  • l45tbdvlzy.pages.dev/314
  • l45tbdvlzy.pages.dev/298
  • l45tbdvlzy.pages.dev/33
  • l45tbdvlzy.pages.dev/190
  • l45tbdvlzy.pages.dev/194
  • l45tbdvlzy.pages.dev/353
  • janji siswa madrasah ibtidaiyah